Harga Saham HBAT dan FOLK Hijau saat Perdagangan Perdana di BEI Hari Ini 7 Agustus 2023

Melihat pergerakan saham PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) dan PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) pada perdagangan perdana di BEI, Senin, (7/8/2023).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 07 Agu 2023, 10:18 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2023, 10:18 WIB
Pencatatan perdana saham PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) dan PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK), Senin (7/8/2023). (Foto: BEI)
Pencatatan perdana saham PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) dan PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK), Senin (7/8/2023). (Foto: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan telah mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 7 Agustus 2023. Adapun perusahaan yang dimaksud adalah PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) dan induk usaha Cretivox, PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK). Lantas, bagaimana laju saham HBAT dan FOLK pada perdagangan perdana?

Mengutip data RTI, saham HBAT dibuka ke posisi Rp 118 per saham dari harga awal Rp 108. Harga saham HBAT berada di posisi Rp 111 per saham atau naik 2,78  persen pada pukul 9.28 WIB. 

Saham HBAT berada di level tertinggi Rp 118 dan terendah Rp 104 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.801 kali dengan volume perdagangan 86,30  juta saham. Nilai transaksi harian Rp 9,67 miliar.

Perusahaan real estate yang berbasis di Minahasa - Sulawesi Utara, PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) resmi mencatatkan saham perdana (listing) di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 7 Agustus 2023, dan menjadi emiten ke-54 tahun ini.

Minahasa Membangun Hebatmelepas sebanyak 240.740.800 saham atau 23,13 persen dari modal ditempatkan dan disetor melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Perusahaan menetapkan harga IPO yakni Rp 108 per saham sehingga meraih dana dalam aksi korporasi ini mencapai Rp 26 miliar.

Perseroan telah menyelesaikan masa penawaran umum atau offering yang berlangsung pada 1-3 Agustus dan mendapatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 31,16 kali, dengan penawaran mencapai 1.181.370.800 saham (11.813.708 lot) dari alokasi saham yang ditawarkan.

Masa penawaran awal (bookbuilding) sudah dilakukan pada 12-19 Juli dengan harga kisaran Rp 100-108 sebelum akhirnya dipatok di Rp 108 per saham.  Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) adalah PT Lotus Andalan Sekuritas.

 

Tonggak Sejarah Minahasa Membangun Hebat

Pencatatan perdana saham PT Minasaha Membangun Hebat Tbk (HBAT), Senin (7/8/2023). (Foto: BEI)
Pencatatan perdana saham PT Minasaha Membangun Hebat Tbk (HBAT), Senin (7/8/2023). (Foto: BEI)

Direktur Utama Minahasa Membangun Hebat Go Ronny Nugroho mengatakan pencatatan saham HBAT pada Senin ini merupakan tonggak sejarah penting bagi perusahaan sejak didirikan pada 2022 di Sulawesi Utara (Sulut).

"Menjadi perusahaan terbuka adalah milestone penting bagi kami sebagai perusahaan properti lokal yang berasal dari Manado. Pencapaian ini kian memacu kami untuk terus tumbuh berkesinambungan, tak hanya mengembangkan perumahan di Manado, tapi juga berkembang,” ujar dia.

Ronny mengatakan, seluruh dana dari hasil penawaran umum, setelah dikurangi dengan seluruh biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan IPO, akan digunakan sebesar 46 persen untuk pembelian landbank dan 45 persen untuk biaya pembangunan fasilitas umum serta sarana dan prasarana perumahan, seperti kantor marketing, club house dan kolam renang di Perumahan Sawangan Permai – Minahasa.

Sementara itu, sisa dana IPO dipakai untuk modal kerja, termasuk pembayaran kepada kontraktor dan pemasok. Penggunaan modal kerja ini akan digunakan untuk proyek Perumahan Sawangan Permai, di mana, saat ini sudah ada kontraktor proyek yaitu CV Bangun Cipta Minahasa.

Adapun detail landbank yang akan diakuisisi yakni tanah seluas 38.000 m2 milik Hendra Sutanto di Desa Warembungan, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulut, kemudian tanah seluas 1.323 m2 milik Jon Fieris di Desa/Kelurahan Malalayang Satu Timur, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, dan tanah seluas 1.050 m2 juga milik Jon Fieris di Desa/Kelurahan Malalayang Satu Timur, Kecamatan Malalayang, Kota Manado.

"Lokasi bidang-bidang tanah tersebut cukup strategis dan sudah terdapat aksesibilitas menuju lokasi, sehingga lahan-lahan itu memiliki potensi yang baik untuk dijadikan landbank guna dikembangkan sebagai proyek perumahan perseroan di kemudian hari,” kata Ronny.

 

Kinerja HBAT

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Direktur Minahasa Membangun Hebat Andrie Rianto menambahkan langkah IPO ini juga sejalan dengan kinerja perusahaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, sebagian besar pendapatan perseroan berasal dari penjualan segmen real estate berupa rumah tapak (landed house).

Per Desember 2022, Minahasa mencatatkan pendapatan Rp 33,86 miliar, melesat 186 persen dari tahun sebelumnya Rp 11,85 miliar. Hingga Mei 2023, pendapatan perseroan naik 68 persen menjadi Rp 11,98 miliar dari periode Mei 2022 sebesar Rp 7,13 miliar. Kenaikan pendapatan itu mendorong laba bersih perusahaan meroket 494 persen menjadi Rp 13,91 miliar di 2022, dari Desember 2021 yang hanya Rp 2,34 miliar. 

Hingga Mei 2023, laba bersih mencapai Rp 2,37 miliar, meningkat 13 persen dari Mei 2022 senilai Rp 2,10 miliar. Saat ini, aset Perseroan sebesar Rp 41,27 miliar per Mei 2023, dari Desember 2022 Rp 39,57 miliar dengan total kewajiban Rp 2,67 miliar (Mei 2023) dari Rp 3,33 miliar di Desember 2022. Sementara itu, ekuitas mencapai Rp 38,61 miliar per Mei 2023 dari tahun lalu Rp 36,24 miliar. 

"Rasio utang kami masih di level yang sangat terkendali dengan rasio debt to equity ratio atau DER yang baru mencapai 0,07 kali sehingga ruang bagi kami untuk ekspansi sangat terbuka,” kata Andrie.

Ronny menambahkan, beberapa faktor yang akan mendorong pertumbuhan bisnis HBAT ke depan ialah dari sisi makro, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 meningkat 5,31 persen dari 2021 berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Dalam skala regional, ekonomi Sulut di 2022 juga tumbuh 5,42 persen, lebih tinggi dari 2021 yang naik 4,16 persen sehingga memberikan optimisme pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19.

Di sisi lain, berdasarkan data Kementerian PUPR 2022, saat ini penyediaan perumahan masih dihadapkan tantangan besar untuk menyelesaikan 12,71 juta backlog rumah tangga, dan terus bertambah 600.000-800.000 rumah tangga baru setiap tahun. 

 "Peningkatan angka backlog ini menjadi salah satu peluang bagi perusahaan properti agar dapat memenuhi permintaan masyarakat terhadap rumah tinggal, tujuan ini sejalan dengan target pemerintah demi menurunkan angka backlog," katanya.

 

Saham FOLK Melonjak

Pencatatan perdana saham PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK), Senin (7/8/2023). (Foto: BEI)
Pencatatan perdana saham PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK), Senin (7/8/2023). (Foto: BEI)

Mengutip data RTI, saham FOLK dibuka ke posisi Rp 135 per saham dari harga awal Rp 100. Harga saham FOLK berada di posisi Rp 128 per saham atau naik 28 persen pada pukul 9.28 WIB. 

Saham FOLK berada di level tertinggi Rp 135 dan terendah Rp 110 per saham. Total frekuensi perdagangan 26.570 kali dengan volume perdagangan 365,70  juta saham. Nilai transaksi harian Rp 45,40  miliar.

Perusahaan holding multi sektor PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) atau FOLK Group resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, dengan meraih dana segar sebesar Rp 57 miliar.

Perusahaan FOLK Group saat ini beroperasi pada 2 industri utama, yaitu New Media dan Consumer. Melalui beberapa entitas anaknya, FOLK Group memiliki tiga pilar utama yang menjadi fondasi inti dari ekosistem FOLK Group.

Pilar pertama adalah New Media Commerce, yaitu media baru yang berbasis pencipta konten (content creator) yang didistribusikan melalui platform digital salah satunya social media. FOLK Group saat ini menjangkau audiens nya melalui 3 segmen media, yaitu Education - Finfolk, Sports & Entertainment - R66 Media, dan Lifestyle & Culture - USS Networks.

 

Pilar Utama Perseroan

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kemudian, pilar kedua merupakan Omni-Channel Retail Brands yang terdiri dari Amazara, SYCA dan Dr Soap di mana ketiganya mendapatkan award sebagai Top Performance Direct-To-Consumer Brand di Top 2 Marketplace di Indonesia. Official store dr Soap sendiri telah berdiri di Senayan City Mall sejak Juni 2022.

Pilar yang terakhir adalah Intellectual Property (IP) & Community di mana FOLK Group dan entitas anaknya telah membangun dan memiliki beberapa Original IP sebagai competitive advantage khususnya di dalam ekosistem Creative Economy, mulai dari Lifestyle, Fashion, Sports, sampai Events seperti Finfolk Conference, Genesis Dogma, dan lain-lain. Seluruh IP dari FOLK juga didukung oleh basis komunitas yang sangat kuat.

Kombinasi dari seluruh ekosistem FOLK tersebut telah menjangkau lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia dengan demografi umur 18 – 45 tahun dari perkotaan sampai sub urban.

 

IPO FOLK

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

FOLK menerbitkan 570 juta lembar saham baru atau setara dengan 14,4 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, dengan harga penawaran sebesar adalah Rp100 per lembar saham.

Bersamaan dengan IPO, FOLK juga akan menerbitkan 285 juta Waran Seri I yang bisa menjadi saham baru, dengan nominal Rp200/lembar. Terkait penggunaan dana hasil IPO, perseroan akan menggunakan sekitar 22,69 persen untuk penyetoran modal kepada PT Finfolk Media Nusantara (FMN).

Kemudian sekitar 18,85 persen akan digunakan perseroan untuk pembayaran jasa kontraktor, renovasi gedung kantor, pembuatan studio, ruang pertemuan, dan juga pembelian peralatan perlengkapan.

Lalu sekitar 17,65 persen hasil IPO akan digunakan perseroan untuk pembelian saham PT Untung Selalu Sukses (USS). Terakhir, sebesar 12,50 persen akan dipinjamkan kepada PT Drsoap Global Indonesia (DGI), 12,00 persen akan dipinjamkan kepada PT Amazara Indonesia Mudakarya (AIM). 6,60 persen akan dipinjamkan kepada PT Syca Kreasi Indonesia (SKI).

“FOLK Group memiliki 5 tangga dalam Roadmap besar 5 tahun, IPO hanyalah tangga pertama. Berbekal team management muda dan inovatif serta Co-Founder dengan rekam jejak yang baik, Kami yakin FOLK Group akan menjadi katalis di industri kreatif Indonesia," kata Komisaris Utama FOLK Group, Bong Chandra.

Dari Januari hingga Juli 2023, ekosistem FOLK Group telah menjual lebih dari 149 ribu produk dan selama FOLK Group berdiri telah melayani lebih dari 500 ribu total unique customers. FOLK Group juga memiliki total 20+ Intellectual Properties & Brands. Sampai dengan bulan Juli 2023 beberapa media channel di ekosistem FOLK Group memiliki lebih dari 352 juta total views.

Kinerja Keuangan FOLK

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Raihan ini juga didukung oleh kinerja keuangan yang solid di mana dalam 4 tahun terakhir, perusahaan berhasil membukukan CAGR pendapatan 224 persen dan CAGR laba bersih 248 persen dari 2019-2022. Pendapatan Perseroan adalah Rp40,24 miliar dengan laba bersih Rp5,20 miliar di tahun 2022.

Dari sisi liabilitas, Perseroan bisa dibilang hampir debt free dengan tingkat Debt to Equity (DER) yang sangat rendah yaitu sebesar 0,06x per akhir Desember 2022.

Tingkat DER yang rendah dan Net Profit Margin (NPM) 12,93 persen di 2022 FOLK Group menunjukkan perseroan memiliki bisnis yang menguntungkan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. 

FOLK Group juga ditopang oleh arus kas yang kuat dan memungkinkan untuk melakukan investasi anorganik dengan cara akuisisi, pengembangan bisnis secara organik, dan distribusi dividen yang berkelanjutan.

Berikutnya, FOLK Group memiliki beberapa rencana strategi kedepannya untuk mengembangkan kegiatan usaha perseroan.

”FOLK Group lahir dari spirit kreasi dan kolaborasi para pendirinya. Saat ini kami sedang memasuki babak baru, yaitu menjadi perusahaan publik. Langkah berikut nya adalah focus untuk memperbesar ekosistem FOLK Group di sektor new media dan consumer secara organik dan anorganik. Mimpi kami masih sangat besar dan ini baru permulaan.” ungkap, Direktur Utama FOLK Group, Danny Sutradewa.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya