Bursa Saham Asia Tersungkur Jelang Keputusan Bank Sentral Australia

Investor yang menanti data bank sentral Australia, data inflasi dan aktivitas bisnis membayangi laju bursa saham Asia Pasifik pada Selasa, 5 September 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Sep 2023, 08:13 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2023, 08:13 WIB
Bursa Saham Asia Tersungkur Jelang Keputusan Bank Sentral Australia
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Selasa, (5/2023).(AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Selasa, (5/2023). Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi menjelang keputusan suku bunga bank sentral Austraalia, serta data inflasi dan aktivitas bisnis di seluruh wilayah.

Dikutip dari CNBC, Reserve Bank of Australia atau Bank Sentral Australia akan mempertahankan suku bunga acuannya 4,1 persen untuk bulan ketiga berturut-turut. Hal itu berdasarkan jajak pendapat ekonom Reuters.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,45 persen. Di sisi lain, tingkat inflasi Korea Selatan pada Agustus 2023 lebih tinggi dari perkiraan sebesar 3,4 persen. Thailand dan Filipina juga akan merilis data inflasi pada Selasa pekan ini.

Investor juga memantau rilis indeks purchasing managers dari China, India dan Hong Kong. Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,19 persen. Indeks Kosdaq mendatar. Indeks Nikkei 225 dan Topix juga mendatar.

Sementara itu, indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 18.719, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan perdagangan 18.844,16.

Sedangkan bursa saham Amerika Serikat atau wall street tutup untuk peringati Hari Buruh. Namun, indeks berjangka berjangka sedikit berubah. Indeks Dow Jones dan S&P 500 di bawah garis mendatar. Sedangkan indeks Nasdaq menguat.

Penutupan Bursa Saham Asia Awal Pekan

Sebelumnya, Hang Seng pimpin penguatan di bursa saham Asia Pasifik yang didorong kenaikan harga saham properti. Indeks Hang Seng melonjak 2,46 persen. Demikian juga indeks acuan CSI 300 naik 1,52 persen, dan ditutup ke posisi 3.848,95.

Selain itu, investor juga akan mencermati data ekonomi dari Australia dan China pada pekan ini. Bank sentral Australia akan memutuskan keputusan terkait suku bunga pada Selasa, sedangkan China akan merilis neraca perdagangan Agustus pada Kamis pekan ini. Selanjutnya tingkat inflasi pekan depan.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 menguat 0,7 persen ke posisi 32.939,18. Indeks Topix bertambah 1,02 persen ke posisi 2.373,73, dan mencatat kenaikan dalam enam hari berturut-turut.

Di Australia, indeks ASX 200 melompat 0,56 persen ke posisi 7.318,8. Indeks Kospi Korea Selatan melonjak 0,81 persen ke posisi 2.584,55, dan mencatat level tertinggi dalam dua minggu. Indeks Kosdaq melemah ke posisi 919,16.

Penutupan Wall Street pada 1 September 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Jumat, 1 September 2023. Indeks Dow Jones menguat seiring pelaku pasar mempertimbangkan data tenaga kerja AS terbaru.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 115,80 poin atau 0,33 persen ke posisi 34.837,71. Indeks S&P 500 bertambah 0,18 persen ke posisi 4.515,77. Indeks Nasdaq melemah tipis 0,02 persen ke posisi 14.031,81.

Pada perdagangan wall street sebelumnga, rata-rata indeks acuan menguat. Indeks Dow Jones sempat naik lebih dari 250 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 0,8 persen.

Indeks Dow Jones dan Nasdaq masing-masing bertambah 1,4 persen dan 3,3 persen pada pekan ini. Hal itu membawa indeks saham itu mencatat kinerja terbaik sejak Juli 2023. Indeks S&P naik 2,5 persen, dan catat kinerja mingguan terbaik sejak Juni.

Tingkat pengangguran melonjak

Laporan nonfarm payrolls AS terbaru menunjukkan tingkat pengangguran naik menjadi 3,8 persen pada Agustus 2023. Tingkat pengangguran mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun. Ekonom perkirakan akan tetap di 3,5 persen.

Sebagai tanda lain dari perlambatan ekonom dan berkurangnya tekanan harga, rata-rata penghasilan per jam meningkat 4,3 persen dari tahun ke tahun, lebih rendah dari kenaikan 4,4 persen yang diprediksi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Selain itu, penggajian Agustus tumbuh lebih cepat dari perkiraan dengan tambahan 187.000 orang. Namun, jumlah tenaga kerjayang pertama kali dilaporkan untuk Juni dan Juli direvisi turun sebanyak 110.000.

 

Investor Menanti Laporan Keuangan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Merupakan suatu kesalahan jika melihat laporan ketenagakerjaan hari ini, bersama dengan data terkini, dan mengatakan the Fed sudah selesai,” ujar Chief Investment Strategist BOK Financial, Steve Wyett.

Ia menambahkan, meski tren inflasi bergerak ke arah yang benar dan pandangan pasar tenaga kerja yang lebih luas akan indikasikan tekanan upah akan mereda. “Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan berada di atas tren dan inflasi masih jauh di atas target 2 persen yang baru-baru ini dikonfirmasi oleh the Fed,” kata Wyett.

Setelah rilis itu, alat FedWatch milik CME Group menunjukkan pelaku pasar telah memperhitungkan peluang 93 persen bank sentral mempertahankan suku bunga pada level saat ini pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini.

Investor juga meneliti laporan laba terbaru. Produsen perangkat lunak basis data MongoDB dan Dell Technologies masing-masing naik 3 persen dan 21 persen didukung oleh laporan laba yang lebih kuat dari perkiraan. Saham Lululemon Athletica naik 6 persen setelah melampaui harapan wall street.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya