Bursa Saham Asia Lesu Jelang Keputusan Bank Sentral

Keputusan bank sentral di sejumlah negara termasuk the Federal Reserve (the Fed) dan rilis risalah rapat bank sentral akan membayangi bursa saham Asia Pasifik.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Sep 2023, 08:27 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2023, 08:24 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin (18/9/2023). (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin (18/9/2023). Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah investor hadapi keputusan bank sentral pekan ini.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan mengumumkan hasil keputusan pertemuan pada Kamis pekan ini waktu Asia. Sedangkan Bank Sentral Australia akan merilis ringkasan hasil pertemuan pada 5 September 2023. Demikian dikutip dari CNBC.

Pada Jumat pekan ini, Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang juga akan memutuskan kebijakan moneternya dan pelaku pasar akan mencermati kejelasan kapan Bank of Japan akan mulai mengalihkan ke kebijakan moneter sangat longgar atau ultra-easy monetary.

Di sisi lain, Bank Sentral China juga diharapkan rilis keputusan suku bunga pinjaman pada Jumat pekan ini.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,13 persen, sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,32 persen dan indeks Kosdaq melemah 0,42 persen.

Indeks Hang Seng berjangka di 18.067, dan menunjukkan pembukaan indeks Hang Seng akan melemah seiring penutupan perdagangan sebelumnya indeks Hang Seng di posisi 18.182,89.

Sementara itu, bursa saham Jepang libur. Pada Jumat pekan lalu, tiga indeks acuan tertekan di wall street. Indeks Dow Jones tergelincir 0,83 persen. Sedangkan indeks S&P 500 merosot 1,22 persen dan indeks Nasdaq turun 1,56 persen.

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 15 September 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan saham Jumat, 15 September 2023. Penguatan bursa saham Asia Pasifik didukung oleh sejumlah data ekonomi China pada Agustus yang lebih baik dari harapan pasar.

Dikutip dari CNBC,penjualan ritel dan output pabrik China pada Agustus 2023 mengalahkan harapan. Akan tetapi, investasi aset tetap sedikit di bawah harapan. Harga rumah turun 0,1 persen pada Agustus dari tahun sebelumnya.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1 persen. Bursa saham China melemah. Indeks CSI 300 turun 0,66 persen ke posisi 3.708,78 terseret saham-saham utilitas.

Indeks Nikkei Jepang menguat 1,1 persen ke posisi 33.533,09. Indeks menuju level tertinggi lebih dari dua bulan.Indeks Topix menguat 0,95 persen ke posisi 2.428, dan sentuh level tertinggi baru dalam 33 tahun.

Kenaikan indeks itu juga kemungkinan dipengaruhi saham SoftBank yang melonjak lebih dari 3 persen setelah Arm, naik hampir  25 persen saat debut di Nasdaq.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 1,29 persen ke posisi 7.279, dan menandai kenaikan tertinggi sejak 13 Juli 2023.

Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 1,1 persen ke posisi 2.602,38, yang merupakan level tertinggi sejak 10 Agustus 2023. Sedangkan indeks Kosdaq mendatar di posisi 899,03.

 

Penutupan Wall Street pada 15 September 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Kamis, 14 September 2023. Indeks Dow Jones catat reli terbesar lebih dari sebulan. Hal tersebut seiring pelaku pasar menyambut kebangkitan pasar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di wall street dan sejumlah data ekonomi yang positif.

Dikutip dari CNBC, Jumat (15/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 331,58 poin atau 0,96 persen ke posisi 34.907,11. Indeks Dow Jones ditutup di atas rata-rata pergerakan 50 harian untuk pertama kalinya sejak 1 September. Itu juga merupakan hari terbaik saham blue chip sejak 7 Agustus 2023.

Indeks S&P 500 naik sekitar 0,84 persen ke posisi 4.505,10. Sedangkan indeks Nasdaq bertambah 0,81 persen ke posisi 13.926,05.

Sementara itu, saham Arm melonjak 24,7 persen setelah perusahaan produsen chip itu memulai perdagangan Kamis pekan ini. Investor berharap IPO teknologi terbesar 2023 mendobrak pasar IPO yang sepi. Harga saham perdana Arm dipatok USD 51 per saham pada Rabu, 13 September. Pada perdagangan perdana, saham Arm ditutup naik ke posisi USD 63,59 per saham.

"IPO Arm yang sukses tentu saja membantu kepercayaan diri,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, ini bukan kesepakatan terbesar yang pernah dilihat dan tentu saja harganya terjangkau dan bertahan dengan baik.

“Jadi dengan menyadari hal tersebut, kita akan mendapatkan keyakinan mungkin jendela pasar modal akan dibuka kembali setelah ditutup selama 18 bulan terakhir,” ia menambahkan.

 

Investor Cerna Data Ekonomi AS

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Selain itu, investor mencerna sejumlah laporan ekonomi yang menunjukkan data inflasi inti yang lebih lemah dan konsumen yang tangguh.

Indeks harga produsen pada Agustus menunjukkan Producer Price Index (PPI) inti terkendali pada bulan lalu. PPI Inti tidak termasuk pangan dan energi meningkat 0,2 persen, sejalan dengan apa yang diantisipasi oleh ekonom yang disurvei oleh Dow Jones.

Namun, inflasi utama naik 0,7 persen lebih besar dari perkiraan yang naik 0,4 persen. Hal ini terjadi setelah indeks harga konsumen Agustus menunjukkan consumer price index (CPI) inti tidak termasuk makanan dan energi sedikit di atas harapan secara bulanan.

Penjualan ritel Agustus lebih baik dari perkiraan, melonjak 0,6 persen dibandingkan kenaikan 0,1 persen yang diperkirakan oleh ekonom. Tidak termasuk otomotif, penjualan ritel naik 0,6 persen bulan lalu, lebih besar dari perkiraan kenaikan 0,4 persen.

“Saya pikir Anda memiliki kerangka inflasi yang sempurna menuju ke arah yang benar. Namun, perekonomian tidak berantakan,” ujar Hogan.

"Dan hal ini benar-benar memberikan gambaran the Fed telah melakukan hal yang benar, dan kita mungkin mengatur soft landing yang sulit dilakukan. Setidaknya itulah kesan yang kami dapatkan minggu ini,” ujar dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya