Bank Muamalat Indonesia Bakal Listing di Bursa, Ini Kata Bos BEI

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengaku sudah mendengar informasi terkait pencatatan saham Bank Muamalat.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Okt 2023, 14:21 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 14:18 WIB
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dikabarkan bakal mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun ini. (Foto:PT Bank Muamalat Indonesia Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dikabarkan bakal mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun ini. 

Terkait hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengaku sudah mendengar informasi terkait pencatatan saham Bank Muamalat. Akan tetapi, perusahaan tersebut belum masuk ke dalam pipeline BEI. 

"Intinya belum masuk pipeline, tapi kita mendengar informasi," kata Nyoman saat ditemui di BEI, Rabu (11/11/2023). 

Nyoman menyebutkan, pihaknya juga mendengar Bank Muamalat masih dalam proses dokumentasi untuk listing di BEI.

"Kita mendengar informasi bahwa mereka sedang dalam proses untuk dokumentasi," kata dia. 

Di samping itu, BEI telah mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Adapun sampai dengan 6 Oktober 2023, terdapat 68 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 68 emiten itu mencapai Rp 49,6 triliun.

Dia bilang, saat ini ada 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan. 

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

4 Perusahaan dari sektor basic materials

3 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

6 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

5 Perusahaan dari sektor energy

0 Perusahaan dari sektor financials

1 Perusahaan dari sektor healthcare

2 Perusahaan dari sektor industrials

3 Perusahaan dari sektor infrastructures

0 Perusahaan dari sektor properties & real estate

3 Perusahaan dari sektor technology

1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


OJK Yakin Target Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Akan Tercapai

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia bisa mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat ramainya IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, hingga saat ini penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp 168 triliun dari semua instrumen yang ada di BEI.

"Sampai saat ini hasil fund raised Rp168 triliun dari target Rp 200 triliun, InsyaAllah itu tercapai, kita belum ada niat untuk mengubah (target)," kata Inarno kepada awak media, Jumat (18/8/2023). 

Di sisi lain, OJK belum membeberkan target resmi penghimpunan dana di pasar modal pada 2024. Walau demikian, tren penghimpunan dana di pasar modal diyakini tetap positif pada tahun depan, terutama setelah momen Pemilu serentak.

OJK akan terus berkomitmen untuk lebih selektif dalam mewujudkan IPO yang berkualitas. 

 "Time to time akan terus perbaiki terus, sehingga yang ada disini yang berkualitas," kata dia.


Sentimen yang Pengaruhi Pasar Modal

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia ditargetkan bisa dapat mencapai sebesar Rp200 triliun pada 2023.

Hingga 9 Agustus 2023, pasar modal Indonesia telah berhasil menghimpun dana mencapai Rp165,22 triliun dari semua instrumen yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan upaya penghimpunan dana pada 2023 akan lebih berat, apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang mana BEI berhasil menghimpun dana mencapai Rp 233 triliun dari semua instrumen.

Dia ungkapkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 46 pasar modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta melansir Antara, Jumat, 11 Agutus 2023.

Dikatakan, belum meredanya volatilitas di tingkat global, ditambah momentum menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan mempengaruhi penghimpunan dana.

“Dalam target kita, tahun ini Rp200 triliun. Itu melihat kondisi 2023 yang berbeda dengan 2022. Ketidakpastian global belum reda, lalu ada juga election (Pemilu 2024), itu akan mempengaruhi penghimpunan dana,” ujar Inarno.

Dari sisi pencatatan efek, sampai 9 Agustus 2023, BEI telah berhasil menorehkan 62 pencatatan efek saham dengan nilai fund raised sebesar Rp49,15 triliun, 70 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, 1 Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP), dan 82 Waran Terstruktur sepanjang tahun 2023.

 


Perusahaan Antre IPO di BEI, 10 Punya Aset Jumbo

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Adapun sampai dengan 6 Oktober 2023, terdapat 68 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 68 emiten itu mencapai Rp 49,6 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, ditulis Sabtu (7/10/2023). Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 10 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.

Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

4 Perusahaan dari sektor basic materials

3Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

6 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

5 Perusahaan dari sektor energy

1 Perusahaan dari sektor healthcare

2 Perusahaan dari sektor industrials

3 Perusahaan dari sektor infrastructures

3 Perusahaan dari sektor technology

1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya