BEI Gembok Sementara Perdagangan Saham FIRE dan WIDI

Seiring suspensi saham FIRE dan WIDI, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau para pihak yang berkepentingan untuk selalu perhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Okt 2023, 11:16 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2023, 11:14 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) saham PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI) dan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) pada Senin, (16/10/2023). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) saham PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI) dan PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) pada Senin, (16/10/2023).

Dikutip dari keterbukaan informasi, BEI suspensi saham FIRE seiring terjadinya kenaikan harga kumulatif yang signifikan pada saham FIRE. Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI memandang perlu suspensi saham FIRE pada Senin, 16 Oktober 2023.

“Penghentian sementara perdagangan saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) tersebut dilakukan di pasar regular dan pasar tunai,” demikian dalam pengumuman yang ditandatangi Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma.

Suspensi saham FIRE ini memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap  pengambilan keputusan investasinya di saham PT Alfa Energi Investama Tbk.

“Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan,”

Selain itu, BEI juga suspensi saham dan waran WIDI pada awal pekan ini. Penghentian sementara perdagangan saham ini seiring terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham WIDI dan sebagai bentuk perlindungan investor. Suspensi saham WIDI dilakukan di pasar regular dan pasar tunai, sedangkan suspensi waran WIDI di seluruh pasar mulai sesi I 16 Oktober 2023.

Bursa juga mengimbau kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.

OJK Catat Dana Asing Rp 4,06 Triliun Kabur dari Pasar Modal Indonesia

20151104-OJK
Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan outflow atau modal investor asing yang keluar sebesar Rp 4,06 triliun hingga 29 September 2023. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pasar saham Indonesia hingga 29 September 2023 melemah tipis  sebesar 0,19 persen mtd ke level 6.939,89 (Agustus 2023: 6.953,26), dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing (Agustus 2023: outflow Rp20,10 triliun mtd). 

"Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat di antaranya sektor barang baku dan sektor energi,” ujar dia dalam konferensi pers, Senin (9/10/2023). 

Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,30 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun (Agustus 2023: net sell sebesar 1,18 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun mtd dan Rp10,49 triliun ytd (Agustus 2023: Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd).

Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd (Agustus 2023: outflow Rp8,89 triliun mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun ytd. 

Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18 persen mtd namun secara ytd masih menguat 5,91 persen ke level 365,17 (Agustus 2023: menguat 0,09 persen mtd dan 7,17 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp838,18 triliun (naik 1,29 persen ytd), dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 27 September 2023 tercatat sebesar Rp507,98 triliun atau turun 1,02 persen (mtd). 

 

Penghimpunan Dana

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Selain itu, investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp0,96 triliun (mtd). Secara ytd, NAB meningkat 0,62 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp9,54 triliun.

Minat penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp 190,02 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 67 emiten. Di pipeline, masih terdapat 89 rencana Penawaran Umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 41,21 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding(SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 29 September 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 456 Penerbit, 161.660 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 975,13 miliar.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya