IHSG Menghijau meski Suku Bunga Acuan BI Naik, Kok Bisa?

Sebanyak 304 saham melemah, 255 saham menguat dan 220 saham diam di tempat pada Rabu, 24 April 2024. Berikut laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Apr 2024, 18:49 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 18:49 WIB
IHSG Menghijau meski Suku Bunga Acuan BI Naik, Kok Bisa?
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (24/4/2024).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (24/4/2024). Penguatan IHSG terjadi meski Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga  acuan menjadi 6,25 persen.

Mengutip data RTI, IHSG melambung 0,90 persen ke posisi 7.174,53. Indeks LQ45 melesat 0,40 persen ke posisi 931,35. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.191,17 dan terendah 7.126,85.

Sebanyak 255 saham menguat dan 304 saham melemah, serta 220 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 972.923 kali dengan melibatkan volume perdagangan 21,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,4 triliun. Investor asing beli saham Rp 7,8 miliar. Sepanjang 2024, investor asing buru saham Rp 11,07 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) melonjak. Sektor saham teknologi melambung 2,36 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham nonsiklikal naik 0,17 persen, sektor saham kesehatan bertambah 0,88 persen, sektor saham keuangan melesat 0,46 persen. Selain itu, sektor saham properti mendaki 0,24 persen dan sektor saham infrastruktur melonjak 0,82 persen.

Sementara itu, sektor saham energi turun 0,27 persen, sektor saham basic melemah 0,05 persen, sektor saham industri tergelincir 0,65 persen, sektor saham siklikal terpangkas 0,08 persen dan sektor saham transportasi susut 0,28 persen.

Pengamat pasar modal Desmond Wira mengatakan, kenaikan suku bunga acuan menjadi katalis positif setelah IHSG sudah melemah dalam beberapa hari. Ia menilai, jika BI tidak kerek suku bunga acuan akan berdampak negatif ke pasar keuangan.

“Kalau tidak naik, rupiah akan makin tertekan. Dengan suku bunga acuan naik setidaknya rupiah bisa bernafas lega sementara. Rupiah hari ini menguat di 16.150 per dolar AS,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, suku bunga acuan naik juga untuk menahan inflasi yang sudah terdongkrak ke 3,05 persen pada Maret 2024. “Jadi itu sebabnya suku bunga acuan naik disambut pasar saham,” kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Top Gainers-Losers

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham PTIS melambung 34,97 persen
  • Saham KOKA melambung 34,62 persen
  • Saham POLU melambung 24,43 persen
  • Saham REAL melambung 20 persen
  • Saham MIRA melambung 20 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham EPAC merosot 16,67 persen
  • Saham IBOS merosot 10 persen
  • Saham MANG merosot 9,91 persen
  • Saham VISI merosot 9,6 persen
  • Saham LMAX merosot 9 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 2,5 triliun
  • Saham BBCA senilai Rp 1,3 triliun
  • Saham TLKM senilai Rp 1 triliun
  • Saham BMRI senilai Rp 821,2 miliar
  • Saham BUMI senilai Rp 383,1 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BBRI tercatat 67.462 kali
  • Saham TLKM tercatat 31.561 kali
  • Saham BUMI tercatat 27.163 kali
  • Saham BBCA tercatat 25.691 kali
  • Saham BMTR tercatat 20.386 kali

Indeks Nikkei Pimpin Penguatan

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sementara itu, di bursa saham Asia Pasifik, indeks Nikkei 225 di Jepang memimpin penguatan. Hal ini mengikuti wall street yang reli.

Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang melompat 2,4 persen ke posisi 38.460,08. Indeks Topix meroket 1,67 persen ke posisi 2.710,73.

Sementara itu, Australia merilis inflasi kuartal IV 2024. Indeks harga konsumen naik 3,6 persen year over year. Rilis inflasi ini di atas harapan sekitar 3,5 persen.

Indeks ASX 200 di bawah garis mendatar 7.683.  Indeks Kospi di Korea Selatan melonjak 2,01 persen ke posisi 2.675,75. Kenaikan indeks Kospi didorong lonjakan saham Samsung Electronics sebesar 4,1 persen. Indeks Kosdaq naik 1,99 persen ke posisi 862,23.

Indeks Hang Seng melambung 2,08 persen. Indeks Hang Seng teknologi bertambah 3,5 perseb. Saham Sensetime meroket 31,2 persen. Indeks CSI 300 naik 0,44 persen ke posisi 3.521,62.


BI Kerek Suku Bunga Acuan

Bank Indonesia (BI) resmi kembali mempertahankan suku bunga acuan, atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen
Bank Indonesia (BI) resmi kembali mempertahankan suku bunga acuan, atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen. Kebijakan itu diumumkan dalam sesi konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Juli 2023, Selasa (25/7/2023).

Adapun Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga di kisaran 6,25% pada bulan April 2024. Keputusan itu dibuat usai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dilaksanakan pada 23 dan 24 April 2024.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19 dan 20 Maret 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis point menjadi 6,25%, Suku Bunga Deposit Facility naik sebesar 25 basis poin 5,5% dan Suku Bunga Lending Facility naik sebesar 25 basis poin menjadi 7%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil RDG April 2024, disiarkan Rabu, 24 April 2024.

Gubernur BI mengatakan, kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari kemungkinan memburuknya resiko global, serta sebagai langkah preventif dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam 2,5+-1% pada 2024 dan 2025, sejalan dengan stand kebijakan moneter yang pro stability.

"Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro growth, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ia menambahkan.

Selain itu, kebijakan makroprudensial longgar juga terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga, jelas Perry Warjiyo.

"Kebijakan sistem pembayaran  diarahkan untuk tetap memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," bebernya.

Ia melnambahkan, "untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, di tengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makropruensial dan sistem pemabayaran".

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya