Kedoya Adyaraya Bakal Tebar Dividen Final Rp 10 Miliar

PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) memutuskan membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 24 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Jun 2024, 17:32 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 13:03 WIB
Kedoya Adyaraya Bakal Tebar Dividen Final Rp 10 Miliar
Paparan publik PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), Selasa (11/6/2024). (Foto: Liputan6.com/Pipit IR)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) akan membagikan dividen final sebesar Rp 10 miliar. Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan Selasa, 11 Juni 2024.

"Saat RUPS tadi pagi sudah diputuskan akan ada pembagian dividen. Dividen yang akan dibayarkan itu totalnya sekitar Rp 10 miliar. Ini adalah dividen final," kata Direktur PT Kedoya Adyaraya Tbk, Armen Antonius Djan dalam paparan publik perseroan, Selasa (11/6/2024).

Secara keseluruhan, perseroan membagikan dividen sekitar Rp 24 miliar untuk tahun buku 2023. Sebesar Rp 13 miliar telah dibayarkan dalam bentuk dividen interim pada September 2023. Sehingga sisanya yang akan dibagikan sebagai dividen final. "Jadi tinggal sisanya ada sekitar Rp 10 miliar lebih yang akan dibayarkan," imbuh Armen.

Sepanjang tahun buku 2023, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 25,19 miliar. Laba itu mengalami perubahan 3,79 persen dibandingkan laba tahun buku 2022 yang tercatat sebesar Rp 26,18 miliar. Meski begitu, dari sisi pendapatan perseroan mengalami kenaikan 3,79 persen menjadi Rp 373,4 miliar pada 2023.

Adapun pendapatan pada tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 359,16 miliar. Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp 828,8 miliar, turun dari Rp 893,69 miliar pada tahun sebelumnya. Liabilitas pada akhir 2023 turun menjadi Rp 77,63 miliar dari Rp 78,15 miliar pada 2022. Sementara ekuitas sampai dengan akhir 2023 turun menjadi Rp 751,16 miliar dari Rp 815,53 milar pada 2022.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Belanja Modal 2023

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, emiten rumah sakit, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK) menganggarkan belanja modal Rp 50 miliar pada 2023. Hingga kuartal I 2023, perseroan telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak 20-25 persen.

"Sampai kuartal I, realisasi belanja modal sekitar 20-25 persen dari Rp 50 miliar. Capex digunakan paling besar untuk pembelian robot fisioterapi sebagai salah satu layanan unggulan,” kata Direktur Kedoya Adyaraya Armen Antonius Djan dalam paparan publik Kedoya Adyaraya, Selasa (13/6/2023).

Ia menyebutkan, untuk target 2023 kinerja keuangan diharapkan akan meningkat secara konsisten. "Untuk sampai akhir tahun, kita berharap peningkatan terjadi berlanjut secara konsisten," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kedoya Adyaraya Juniwati Gunawan menuturkan, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah strategi usaha pada 2023. Misalnya, perseroan menghadirkan Stroke Care Unit RS Grha Kedoya.

Stroke Care Unit RS Grha Kedoya adalah pusat penanganan stroke terpadu, baik dalam pencegahan, pemeriksaan, pengobatan dan pemulihan pasien pasca stroke. 

"Stroke Care Unit RS Grha Kedoya didukung oleh tim medis terlatih dan ditunjang dengan peralatan medis teknologi terbaru," kata Juniwati.

 

 

 


Pusat Pelayanan Kesehatan

Selain itu, perseroan menghadirkan pusat pelayanan kesehatan unggulan dalam menangani berbagai masalah kesehatan atau kelainan jantung dan pembuluh darah. Didukung oleh para ahli, peralatan medis dengan teknologi terbaru dan fasilitas lengkap.

Adapun, akut dan trauma merupakan layanan kesehatan yang disediakan untuk menangani pasien khusus yang mengalami trauma atau penyakit akibat kecelakaan kerja secara komprehensif, didukung oleh peralatan medis dengan teknologi atau fasilitas terbaru dan lengkap.

Kemudian, perseroan menghadirkan pusat rehabilitasi medik menggunakan teknologi Robot LEXO dan DIEGO (robotic assisted rehabilitation) membantu pemulihan pasien pascastroke yang dinilai lebih aman, terukur dan lebih efektif.

Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan sepanjang kuartal I 2023. Perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 91,48 miliar atau naik 1,47 persen dari Rp 90,15 miliar pada kuartal I 2022.

Akan tetapi, perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 26,15 persen dari Rp 10,65 miliar pada kuartal I 2022 menjadi Rp 7,86 miliar pada kuartal I 2023. Armen mengatakan, laba bersih tersebut turun dikarenakan biaya operasional mengalami peningkatan. 


Belanja Modal 2022

Sebelumnya, PT Kedoya Adyraya Tbk (RSGK) menganggarkan belanja modal Rp 51 miliar pada 2022. Hingga kuartal I 2022, perseroan telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2 miliar.

"Sampai 31 Maret 2022, realisasi belanja modal Rp 2 miliar. Capex cukup besar pembelian tanah untuk perluasan area rumah sakit,” ujar Direktur PT Kedoya Adyaraya Tbk Armen Antonius Djan, saat paparan publik, Rabu (8/6/2022).

Untuk target 2022, Armen menuturkan, kinerja keuangan akan realistis dan wajar. Hal ini seiring pada 2021, kasus COVID-19 menopang kinerja. Seiring kasus COVID-19 mulai melandai di Indonesia, perseroan menyiapkan sejumlah strategi.

Prseroan sedang menambah fasilitas baru berupa bangunan Unit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di RS Grha Kedoya. Bangunan tersebut akan memiliki 4-5 lantai. Selain itu, perseroan juga sedang membangun specialist center yang didukung oleh trauma center, cerebro-cardiovascular, onkologi, wellness center, dan teknologi medis berbasis artificial intelligence.  Pengembangan itu juga termasuk upaya perseroan untuk mencapai target pertumbuhan kinerja keuangan yang positif pada 2022.

“Target pertumbuhan 2022 realistis.  Core rumah sakit diharapkan bertumbuh dengan fasilitas baru BPJS. Bangun specialist center gantikan 2021 yang sebagian pendapatan dari COVID-19,” ujar Armen.

Ia menambahkan, perseroan juga meremajakan sistem teknologi dan akses layanan informasi sehingga dipastikan pertumbuhan kinerja tetap bertumbuh.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kedoya Adayraya Tbk Liem Kian Hong mengatakan, pembangunan unit BPJS dan specialis center, ditambah pengembangan teknologi medis dengan artificial intelligence dapat meningkatkan layanan kesehatan perseroan. Dengan demikian dapat mencapai target perseroan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya