Liputan6.com, Jakarta - PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), produsen air minum kemasan Cleo mendirikan anak usaha baru bernama PT Stube Segarkan Indonesia pada 7 Juni 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (12/6/2024), Stube Segarkan Indonesia bergerak di bidang produksi es (KBLI 35302) yang mencakup kegiatan produksi dan distribusi air dingin atau air es untuk kebutuhan pendinginan, dan produksi es termasuk es untuk kebutuhan makanan dan minuman dan kegunaan lain misal pendinginan.
Baca Juga
“Pendirian anak perusahaan ini untuk menunjang upaya Perseroan melakukan ekspansi kegiatan usaha dalam produksi es yang mana saat ini telah dilakukan oleh salah satu cabang (pabrik) Perseroan sehingga dengan adanya entitas yang baru akan lebih fokus dan lebih cepat dalam ekspansi,” tulis Direktur Sariguna Primatirta Lukas Setio Wongso Wong dalam keterbukaan informasi BEI.
Advertisement
Adapun Perseroan memiliki 99,98 persen saham di Stube Segarkan Indonesia. Pendirian anak usaha itu telah dituangkan dalam Akta Pendirian Nomor 5 pada 7 Juni 2024.
Untuk struktur permodalan Stube Segarkan Indonesia yakni modal dasar Rp 10 miliar, modal disetor Rp 5 miliar dan modal ditempatkan Rp 5 miliar.
Berikut susunan pemegang saham anak usaha Perseroan yakni PT Sariguna Primatirta Tbk sebesar 99,98 persen dan PT Bemeroca Uniti Abadi sebesar 0,02 persen.
Perseroan menyatakan pendirian anak perusahaan ini termasuk transaksi afiliasi yang tidak memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham mengingat sesuai dengan pasal 6 ayat 1 butir b Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan di mana transaksi afiliasi tersebut termasuk transaksi antara perusahaan terbuka dengan perusahaan terkendali yang sahamnya dimiliki paling sedikit 99 persen dari modal disetor perusahaan terkendali.
Tebar Dividen 2023
Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) telah melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Kamis 30 Mei 2024. Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui rencana pembagian dividen 20 persen laba tahun buku 2023.
Direktur Utama PT Sariguna Primatirta Tbk Melisa Patricia mengatakan, total dividen yang akan dibagikan lebih dari Rp 60 miliar. Pada 2023, CLEO membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 323,99 miliar. Merujuk laba itu, jumlah dividen yang dibagikan mencapai Rp 64,8 miliar
"Meski terus melakukan ekspansi, CLEO tetap membagikan dividen untuk para pemegang sahamnya dengan jumlah total lebih dari Rp 60 miliar di tengah kebutuhan investasi penambahan jaringan pabrik dan jaringan distribusi untuk mendukung pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan," kata Melisa dikutip dari keterangan resmi, Jumat (31/5/2024).
Pembagian dividen ini merupakan bagian dari penghargaan dari Perseroan terhadap para pemegang saham yang telah berkenan menginvestasikan dananya pada saham CLEO. Pada 2023, CLEO berhasil mencatatkan kenaikan penjualan bersih sebesar 24,85% menjadi Rp 2,09 triliun dari penjualan bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,67 triliun.
"Kami pastikan, pembagian sebagian laba bersih sebagai dividen ini tidak akan menghalangi kegiatan ekspansi yang terus gencar dilaksanakan," kata Melisa.
Advertisement
Integrasi Vertikal
Dalam rangka memperluas jangkauan kepada para pelanggan sekaligus semakin mempersolid kerja tim distribusi, CLEO telah melakukan integrasi vertikal atas supply chain bisnis distribusi yang selama ini dijalankan PT Sentralsari Primasentosa (PT SPS). Integrasi vertikal ini diharapkan akan semakin meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja dari tim distribusi.
Selain itu, tahun ini CLEO akan melebarkan ekspansi di beberapa wilayah di Indonesia. Di antaranya dengan membuka tiga pabrik baru, masing-masing ada di Pontianak, Pekanbaru, dan Palu. Dengan demikian, pada akhir 2024 total pabrik milik Perseroan yang beroperasi akan menjadi 35 pabrik.
Untuk keperluan ekspansi tersebut, Perseroan telah menganggarkan belanja modal (capex) tahun 2024 sebesar Rp 450 miliar.
Hingga kuartal pertama 2024 ini, penjualan bersih Perseroan meningkat 38% YoY, dari Rp 455,4 miliar menjadi Rp 626,5 miliar. Sementara laba bersih juga tumbuh signifikan sebesar 92% YoY dari Rp 59,9 miliar menjadi Rp 115,3 miliar.
Kinerja Kuartal I 2024
Sebelumnya, PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) berhasil mencatatkan kinerja moncer pada kuartal pertama tahun ini. Hingga 31 Maret 2024, perseroan membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 115,3 miliar, meningkat 92,5% dibandingkan laba konsolidasian periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 59,9 miliar.
Peningkatan laba tersebut sejalan dengan perolehan penjualan konsolidasian CLEO pada kuartal I 2024 yang mencapai Rp 626,5 miliar. Penjualan ini meningkat 38% dari kuartal yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 455,4 miliar.
Pertumbuhan penjualan yang signifikan tersebut didukung oleh lebih dari 31 pabrik air minum milik Perseroan, yang menjadikan CLEO sebagai produsen AMDK dengan pabrik terbanyak di Indonesia.
"Pencapaian ini sudah sesuai dengan arah kinerja yang kami harapkan, dimana Perusahaan selalu menargetkan pertumbuhan double digit setiap tahunnya baik untuk penjualan maupun laba bersih. Untuk mendukung hal itu, tahun 2024 ini CLEO kembali membuat rencana ekspansi agresif dalam mengembangkan pabrik dan titik distribusi," kata CEO PT Sariguna Primatirta Tbk, Melisa Patricia dalam keterangan resmi, Jumat (3/5/2024).
Melansir laporan keuangan perseroan, beban pokok penjualan pada kuartal I 2024 naik menjadi Rp 254,83 miliar dari RP 211,55 miliar pada kuartal I 2023. Sehingga laba bruto pada kuartal I 2024 tercatat sebesar Rp 371,7 miliar, naik dari RP 243,82 miliar pada kuartal I 2023.
Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan beban penjualan Rp 171,16 miliar, beban umum dan administrasi Rp 39,3 miliar, beban keuangan RP 7,17 miliar, dan beban lain-lain Rp 7,44 miliar.
Aset sampai dengan 31 Maret 2024 naik menjadi Rp 1,45 triliun dari Rp 2,3 triliun pada kahir tahun lalu. Liabilitas pada kuartal I 2024 naik menjadi Rp 819,61 miliar dari Rp 781,64 miliar pada akhir tahun lalu. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Maret 2024 naik menjadi RP 1,63 triliun dibanding Rp 1,51 triliun pada akhir tahun lalu.
Advertisement