Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan saham Jumat (19/7/2024). Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham kesehatan melonjak 0,72 persen.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,36 persen ke posisi 7.294,49. Indeks LQ45 tergelincir 0,35 persen ke posisi 919,52. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.
Baca Juga
Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.321,07 dan level terendah 7.249,81. Sebanyak 225 saham menghijau sehingga tahan penurunan IHSG. 320 saham merosot dan 247 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.011.199 kali dengan volume perdagangan 14,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 86,17 miliar. Sepanjang 2024, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 2,77 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.185.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 0,72 persen. Sementara itu, sektor saham energi terpangkas 0,08 persen, sektor saham basic merosot 1,37 persen, dan sektor saham tersebut catat penurunan terbesar.
Selanjutnya sektor saham industri melemah 0,40 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,24 persen, sektor saham siklikal turun 0,16 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,32 persen. Selain itu, sektor saham properti susut 0,10 persen, sektor saham teknologi merosot 0,93 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,48 persen dan sektor saham transportasi tergelincir 0,60 persen.
Saham BBRI naik 0,20 persen ke posisi Rp 4.900 per saham. Harga saham BBRI dibuka melemah 20 poin ke posisi Rp 4.870 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.910 dan level terendah Rp 4.850 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.308 kali dengan volume perdagangan 2.237.455 saham. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun.
Saham AXIO melemah 2,3 persen ke posisi Rp 170 per saham. Harga saham AXIO dibuka stagnan di posisi Rp 174 per saham. Harga saham AXIO berada di level tertinggi Rp 176 dan level terendah Rp 169 per saham. Total frekuensi perdagangan 181 kali dengan volume perdagangan 2.607 saham. Nilai transaksi Rp 44,8 juta.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak melemah mengikuti tren pelemahan di bursa global.
"Sentimen terbaru datang dari Amerika Serikat (AS), di mana negara tersebut sedang mempertimbangkan pembatasan yang lebih ketat pada ekspor chip ke China," demikian seperti dikutip dari Antara.
Dari Jepang, inflasi inti meningkat dari sebelumnya 2,5 persen menjadi 2,6 persen pada Juni 2024, yang menjadi pertanda buruk, baik bagi Bank of Japan (BoJ) untuk dapat menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan suku bunga yang akan berlangsung pada 30 Juli - 31 Juli 2024.
Para pelaku pasar juga menanti rincian lebih lanjut dari Konferensi Pers Pleno Ketiga China, khususnya mengenai arah kebijakan untuk lima tahun ke depan. Selama pertemuan tingkat tinggi, Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya memanfaatkan potensi pasar dengan mencabut pembatasan dan menerapkan peraturan yang efektif untuk menjaga kestabilan pasar.
Dari dalam negeri, pasar cenderung "wait and see" setelah pelantikan Wakil Menteri yang dilakukan Presiden Joko Widodo. “Pasar tampaknya memiliki pandangan bahwa ini merupakan signal ketidakberlanjutan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan di periode mendatang,” Pelantikan itu, dinilai sebagai upaya untuk melakukan proses sinkronisasi dan persiapan transisi kepemimpinan terkait APBN.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
- Saham SIDO menguat 2,76 persen
- Saham ADRO menguat 2,31 persen
- Saham ITMG menguat 1,34 persen
- Saham UNTR menguat 1,23 persen
- Saham BBNI menguat 0,49 persen
Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:
- Saham ARTO melemah 3,75 persen
- Saham MDKA melemah 3,31 persen
- Saham MBMA melemah 3,12 persen
- Saham ISAT melemah 2,75 persen
- Saham EXCL melemah 2,68 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BREN senilai Rp 859 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 659,5 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 542,2 miliar
- Saham TLKM senilai Rp 434,4 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 410 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BSBK tercatat 80.597 kali
- Saham BDKR tercatat 43.173 kali
- Saham NASI tercatat 32.048 kali
- Saham SATU tercatat 29.377 kali
- Saham TLKM tercatat 25.915 kali
Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia Pasifik merosot pada Jumat, 19 Juli 2024 dan ikuti wall street. Hal seiring investor keluar dari saham teknologi dan mengambil keuntungan dari reli saham dalam beberapa pekan terakhir.
“Ada beberapa aksi ambil untung,” ujar Senior Portfolio Globalt Investments, Kevin Buchanan, seperti dikutip dari laman CNBC.
Di Asia, pelaku pasar mewaspadai perpindahan lanjutan dari sektor teknologi di wilayah tersebut setelah saham-saham terkait chip anjlok pada Kamis di Taiwan, Jepang dan Korea Selatan.
Inflasi di Jepang mencapai 2,8 persen pada Juni 2024, sedangkan inflasi inti yang tidak mencakup harga makanan segar naik menjadi 2,6 persen dari 2,5 persen. Namun, inflasi inti lebih rendah dari perkiraan 2,7 persen berdasarkan jajak pendapat ekonom dari Reuters.
Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 0,11 persen setelah rilis inflasi. Indeks Topix merosot 0,33 persen. Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 1,46 persen, dan pimpin koreksi di Asia. Indeks CSI 300 merosot 0,57 persen.
Namun, saham chip China di Hang Seng melawan tren dan menguat. Saham Hua Hong Semiconductor naik 4,46 persen dan saham SMIC menguat 1,5 persen.
Indeks Kospi di Korea Selatan turun 1,35 persen. Indeks Kosdaq melemah 0,26 persen. Saham Samsung dan SK Hyinix masing-masing turun 2,07 persen dan 1,18 persen. Indeks ASX 200 di Australia terpangkas 1,15 persen.
Advertisement