Data tenaga kerja Amerika Serikat yang tidak sesuai harapan para ekonom memberikan sentimen positif ke bursa saham. Hal itu membuat prediksi tidak jelas mengenai ekonomi Amerika Serikat.
Dengan ketidakjelasan itu ada kemungkinan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve menunda melakukan tapering/pengurangan stimulus pada 2013. Penundaaan tapering itu sepertinya memberikan angin segar bagi bursa saham Asia.
"Kondusifnya bursa saham Asia dan adanya spekulasi karena ekonomi Amerika Serikat melemah jadi tapering tidak jadi dilaksanakan. Itu alasan utama. Selain teknikal rebound," ujar Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (23/10/2013)
Hal senada dikatakan Analis PT Recapital Securities, Agustini Hamid. Agustini menuturkan, penguatan indeks saham didukung sentimen eksternal dan internal. "Faktor eksternal yaitu signal dari The Fed yang tidak akan mengurangi stimulus dalam waktu dekat dan rilis beberapa keuangan emiten besar di Amerika Serikat yang melebihi harapan pasar," tutur Agustini.
Agustini menambahkan, IHSG masih berpotensi menguat pada sesi kedua perdagangan. Meski demikian, waspadai potensi pembalikan arah. Hal itu didorong dari sentimen regional. "Lebih disebabkan karena pengaruh dari pasar valas. Yen menguat seperti kita ketahui karena berbasis ekspor maka Jepang yang menganut politik dumping lebih menguntungkan apabila mata uangnya mengalami depresiasi. Berbeda dengan Indonesia," kata Agustini.
Agustini menuturkan, faktor lain yaitu benchmark untuk pasar uang di China juga naik tertinggi sejak Juli 2013 sehingga menyebabkan biaya pinjaman di China naik.
Di bursa saham Asia, beberapa indeks saham menguat. Indeks saham Australia naik 0,3%. Indeks saham Jepang Nikkei naik tipis 0,1%. Indeks saham Korea Selatan naik 0,1%.
Pukul 11.26 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,12% ke level 4.563,32. Penguatan IHSG seiring ada 169 saham menguat. 37 saham melemah dan 94 saham tidak bergerak. Investor asing pun melakukan aksi beli mencapai Rp 661,59 miliar.
Sebagian besar sektor saham menguat pada perdagangan saham hari ini. Sektor saham industri dasar naik 2,24%. Sektor saham aneka industri naik 1,77%. Sektor saham konstruksi naik 1,99%.
Jumlah tenaga kerja Amerika Serikat naik 148 ribu pada September 2013. Angka ini lebih rendah dari yang diprediksikan analis. Sementara itu, ekonom memperkirakan data tenaga kerja sekitar 180 ribu pada September.
Dalam ulasan Goldman Sachs yang dikutip dari CNBC, pelemahan data tenaga kerja Amerika Serikat akan membuat The Federal Reserve menunda tapering pembelian obligasinya US$ 85 miliar per bulan.
"Meski ada kemungkinan Desember. Laporan ini sepertinya membuat The Fed akan melakukan tapering pada 2014. Dengan ketidakpastian ini, kami memprediksikan tapering dilakukan pada Maret," tulis ulasan Goldman Sachs.
Dengan ketidakjelasan itu ada kemungkinan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve menunda melakukan tapering/pengurangan stimulus pada 2013. Penundaaan tapering itu sepertinya memberikan angin segar bagi bursa saham Asia.
"Kondusifnya bursa saham Asia dan adanya spekulasi karena ekonomi Amerika Serikat melemah jadi tapering tidak jadi dilaksanakan. Itu alasan utama. Selain teknikal rebound," ujar Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (23/10/2013)
Hal senada dikatakan Analis PT Recapital Securities, Agustini Hamid. Agustini menuturkan, penguatan indeks saham didukung sentimen eksternal dan internal. "Faktor eksternal yaitu signal dari The Fed yang tidak akan mengurangi stimulus dalam waktu dekat dan rilis beberapa keuangan emiten besar di Amerika Serikat yang melebihi harapan pasar," tutur Agustini.
Agustini menambahkan, IHSG masih berpotensi menguat pada sesi kedua perdagangan. Meski demikian, waspadai potensi pembalikan arah. Hal itu didorong dari sentimen regional. "Lebih disebabkan karena pengaruh dari pasar valas. Yen menguat seperti kita ketahui karena berbasis ekspor maka Jepang yang menganut politik dumping lebih menguntungkan apabila mata uangnya mengalami depresiasi. Berbeda dengan Indonesia," kata Agustini.
Agustini menuturkan, faktor lain yaitu benchmark untuk pasar uang di China juga naik tertinggi sejak Juli 2013 sehingga menyebabkan biaya pinjaman di China naik.
Di bursa saham Asia, beberapa indeks saham menguat. Indeks saham Australia naik 0,3%. Indeks saham Jepang Nikkei naik tipis 0,1%. Indeks saham Korea Selatan naik 0,1%.
Pukul 11.26 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,12% ke level 4.563,32. Penguatan IHSG seiring ada 169 saham menguat. 37 saham melemah dan 94 saham tidak bergerak. Investor asing pun melakukan aksi beli mencapai Rp 661,59 miliar.
Sebagian besar sektor saham menguat pada perdagangan saham hari ini. Sektor saham industri dasar naik 2,24%. Sektor saham aneka industri naik 1,77%. Sektor saham konstruksi naik 1,99%.
Jumlah tenaga kerja Amerika Serikat naik 148 ribu pada September 2013. Angka ini lebih rendah dari yang diprediksikan analis. Sementara itu, ekonom memperkirakan data tenaga kerja sekitar 180 ribu pada September.
Dalam ulasan Goldman Sachs yang dikutip dari CNBC, pelemahan data tenaga kerja Amerika Serikat akan membuat The Federal Reserve menunda tapering pembelian obligasinya US$ 85 miliar per bulan.
"Meski ada kemungkinan Desember. Laporan ini sepertinya membuat The Fed akan melakukan tapering pada 2014. Dengan ketidakpastian ini, kami memprediksikan tapering dilakukan pada Maret," tulis ulasan Goldman Sachs.