Liputan6.com, Jakarta Setelah menarik dukungan terhadap capres dan cawapres Pemilu 2024, Nirina Zubir menulis pesan terbuka kepada Presiden Jokowi. Ia berkeluh kesah soal masalah tanah orangtuanya yang tak kunjung beres.
Masalah mafia tanah ini bermula ketika mantan ART berinisial R, memalsukan surat tanah milik almarhumah ibunda Nirina Zubir. Kasus ini meledak pada 2022 dan disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Baca Juga
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan vonis 13 tahun penjara dan denda Rp1 miliar rupiah kepada terdakwa. Dua tahun berlalu, proses hukum kasus mafia tanah ini rupanya belum selesai.
Advertisement
“Oiya pak @jokowi masalah tanah orang tua saya belum juga terselesaikan pak,” keluh Nirina Zubir di akun Instagram terverifikasi, Kamis (11/1/2024), seraya mengunggah tulisan “Mohon maaf.”
Padahal Bapak Sudah Beri Instruksi
Masih segar dalam ingatan bintang film Keluarga Cemara, Presiden Jokowi merespons kasus mafia tanah ini dengan memberi instruksi langsung. Namun hingga kini, titik terang yang dinanti belum datang.
“Padahal bapak sudah memberikan instruksi langsung…kemudian saya bingung,” imbuh Nirina Zubir. Ia menjelaskan tidak akan golput meski menarik dukungan terhadap capres cawapres 2024.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Nirina Tetap Voting
“P.S: Dengan masalah yg na hadapi ini Na akan tetap voting. Hanya saja jadi lebih cermat lagi memantau dan berharap ada capres dan cawapres yg mengangkat dan mau menyelesaikan permasalahan ini. Sayang sekali kalau Na sampe gak menggunakan hak suara Na,” ujarnya.
Nirina Zubir menjelaskan alasan mundur dari mendukung capres cawapres Pemilu 2024 karena masalah mafia tanah yang menimpa keluarganya tak kunjung selesai.
Hukum Ada Tapi Justice Enggak
Sejumlah selebritas Tanah Air mendukung keputusan Nirna Zubir fokus memperjuangkan kasus mafia tanah. “Hukum ada, tapi justice nggak ada.. RIP justice,” cetus Maia Estianty di kolom komentar.
“Duh berasaaa juga di aku. Sertifikat tanah belum di tangan juga nih jelimett prosesnya,” keluh Hesti Purwadinata. “Mafia tanah is real. Sama ngurus2 segala tanah LAMA BANGET,” Patricia Gouw menyahut.
Advertisement