Tim Bayucaraka ITS Raih Tiga Penghargaan pada KRTI 2019

Tim robot terbang ITS ini berhasil meraih tiga penghargaan dalam Kompetisi Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2019 yang diselenggarakan di Lapangan Terbang TNI Angkatan Laut (AL), Grati, Pasuruan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Okt 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2019, 18:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Tim Bayucaraka ITS (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Usai menaklukkan ajang internasional di Turki, Tim Bayucaraka Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses berjaya di tingkat nasional.

Kali ini, tim robot terbang ITS ini berhasil meraih tiga penghargaan dalam Kompetisi Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2019 yang diselenggarakan di Lapangan Terbang TNI Angkatan Laut (AL), Grati, Pasuruan selama lima hari,yang mulai sejak 1 Oktober 2019.

General Manajer (GM) Tim Bayucaraka ITS Putu Wisnu Bhaskara Putrawan menjelaskan, tiga penghargaan tersebut antara lain juara satu kategori Technology Development (TD) subdivisi airframe, juara tiga kategori Vertical Take Off and Landing (VTOL), dan Best Design atau desain terbaik dalam kategori TD subdivisi Flight Controller.

Pada kategori TD subdivisi airframe, seluruh tim diharuskan merancang sebuah prototipe pesawat hybrid yang merupakan gabungan antara helikopter dan pesawat. Sehingga pesawat tersebut dapat naik ke atas seperti helikopter sekaligus dapat terbang seperti pesawat pada umumnya.

Tim Bayucaraka ITS yang menghadirkan pesawat Bayusuta Hybrid v01 pada kategori tersebut berhasil terbang pada medan yang sempit dan tidak butuh landasan pacu yang panjang. "Sehingga hal tersebut menjadi keunggulan pesawat kita,” tutur mahasiswa yang kerap disapa Wisnu.

Sedangkan pada kategori VTOL, setiap pesawat juga dituntut menyelesaikan sebuah misi yaitu untuk menjatuhkan tujuh buah benda pada target yang telah ditentukan. Wisnu menyebutkan, Pesawat Soeromiber v4 milik Tim Bayucaraka ITS juga telah berhasil unggul pada kecepatan dan keakuratan dalam menyelesaikan misinya jika dibanding tim lainnya.

Sedangkan pesawat bernama Mas Bay yang mewakili Tim Bayucaraka ITS pada kategori TD subdivisi Flight Controller berhasil menampilkan teknologi yang berbeda dengan peserta lain.

"Pesawat ini dapat memberikan informasi mengenai navigasi, gambar, ketinggian, kemiringan, dan dapat diketahui secara langsung dari layar yang berada di bawah," papar mahasiswa Teknik Komputer ini.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Tim Bayucaraka ITS (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Selain tiga pesawat tersebut, menurut Wisnu, sebenarnya Tim Bayucaraka ITS juga mengerahkan dua pesawat lainnya yaitu Pesawat Jatayujet 10 pada kategori Racing Plane (RP) dan Pesawat Naya v3 pada kategori Fixed Wing (FW).

Mahasiswa angkatan 2016 itu menyayangkan kedua pesawat timnya tersebut masih belum berkesempatan untuk mendapatkan juara.

"Pasalnya, kondisi angin yang jauh dari prediksi sebelumnya mengakibatkan kedua pesawat kami tersebut tidak bisa terbang,” ungkapnya.

Hal tersebut, menurut Wisnu, akan menjadi evaluasi bagi Tim Bayucaraka ITS yang memang desain pesawatnya saat ini kurang memadai. Ke depan, Wisnu bersama timnya juga akan memikirkan lagi supaya dapat merancang pesawat yang dapat bertahan pada berbagai kondisi.

Wisnu juga berharap kesalahan yang sama tidak terulangi kembali pada tahun depan. "Mudah-mudahan KRTI tahun depan Tim Bayucaraka ITS bisa meraih gelar juara umum," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya