Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video pemuda sedang memasak telur di bawah terik matahari di Surabaya menjadi perbincangan warganet. Lantaran, memasak telur mengandalkan panas matahari itu tergolong kejadian tak biasa.
Video dari akun salah satu warga Surabaya tersebut pertama kali diunggah pada Senin siang 28 Oktober 2019 oleh sebuah akun bernama @aslisuroboyo. Selama dua jam, video viral itu telah ditonton sebanyak 124.469 kali dengan komentar sebanyak 477.
Dari video berdurasi singkat tersebut, nampak seorang lelaki berbaju oranye duduk di atas paving di bawah terik matahari di siang hari sambil memasak telur di atas wajan berukuran kecil. Setelah itu, lelaki tersebut meninggalkan telur di atas wajan berharap telurnya bisa masak.
Advertisement
Baca Juga
Dalam keterangan berbahasa Jawa Surabaya, tertulis dirinya mencoba aksinya lantaran melihat video serupa dari seseorang yang tinggal di Benowo, Surabaya.
Selanjutnya, dalam keterangan tambahan di bawah video tersebut, pengunggah menyatakan bahwa video itu merupakan kiriman dari seseorang dengan akun bernama @megadwis_98 yang berlokasi di Merr, Gunung Anyar, Surabaya.
Sebelumnya suhu panas melanda sejumlah daerah di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kalau suhu udara pada siang hari terasa panas pada beberapa hari ini di sejumlah daerah. Sejumlah stasiun pengamatan BMKG mencatat suhu udara maksimum dapat mencapai 37 derajat celsius sejak 19 Oktober 2019.
Pada 20 Oktober 2019, terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang mencatat suhu maksimum tertinggi yaitu Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) sebesar 38,8 C, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38,3 C, dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37,8 C.
Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, pada Oktober 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 C. BMKG menyatakan, kalau berdasarkan persebaran suhu panas yang dominan berada di selatan khatulistiwa. Ini karena gerak semu matahari. Pada September, matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga Desember.
*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Isi Video
Berikut keterangan berbahasa Jawa Surabaya di video viral tersebut beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Salah siji bukti maneh lek Suroboyo puanase pol-polan. Teko video pertama wong Benowo winginane masak ndog ceplok ndukure paving akeh seng ragu, tapi gak sitik seng nyoba buktino.
Kuncine tetep sabar, roto-roto seng iso nyoba infone iku wajan & minyak dipanjer 30 menit sampek 1 jam. Seng nang video ndukur iku wes dipanjer 1 jam pas awan panas kentang-kentang.
Wajane lek iso datar & seng werno ireng ben luwih nyerep panas. Lek wajane gak panas-panas pisan coba karo dipisuhi bolak balik wajane 😅.
Ono seng pengen nyoba masak ndog ceplok pisan?
Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
Salah satu bukti lain Surabaya merupakan kota yang suhu udaranya sangat tinggi. Dari satu video yang diunggah oleh warga Benowo yang memasak telur ceplok di atas paving. Meski banyak yang meragukan bahwa telur tersebut bisa matang, namun banyak juga yang turut mencobanya.
Kuncinya satu, yaitu kesabaran. Umumnya, dari yang berhasil memasak telur tersebut membutuhkan waktu antara 30 menit hingga 1 jam. Sebagai contoh, dalam video di atas itu terjadi saat siang hari dengan suhu udara sangat panas.
Jika ingin lebih berhasil, disarankan menggunakan wajan yang datar dan berwarna hitam. Supaya lebih menyerap panas. Namun jika wajan tersebut belum juga panas, coba dengan jurus terakhir, yaitu dengan mengumpat dengan membolak-balikkan wajan itu.
Ada yang ingin mencoba memasak telur ceplok juga?
Advertisement