Liputan6.com, Surabaya Angka kematian Corona Covid-19 yang relatif tinggi di Jatim ternyata berkorelasi dengan faktor kemiskinan dan minimnya pengetahuan. Pendapat itu dikemukakan oleh Staf Medis Ilmu Penyakit Paru Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya, Tutik Kusmiati.
Menurut Tutik, minimnya pengetahuan tampak ketika pasien Corona Covid-19 datang ke rumah sakit ketika sudah mengalami sesak nafas, sehingga penanganan dan pengobatan lebih sulit. Selain dalam kondisi stadium lanjut, pasien juga memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang memperparah kondisi pasien.
“Berbeda dengan pasien yang memiliki pengetahuan, mereka yang mengalami batuk, demam hanya satu sampai dua hari langsung datang ke rumah sakit sehingga penanganan pasien lebih cepat dan tidak membutuhkan ventilator,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (26/5/2020).
Advertisement
Baca Juga
Satgas Covid-19 RSUD Dr Soetomo Surabaya, Arief Bakhtiar, menyebutkan per 5 Mei 2020, terdapat 17 pasien Corona Covid-19 yang meninggal dunia di rumah sakit milik Pemprov Jatim itu. Angka kematian ini sebesar 18 persen dari pasien terkonfirmasi Corona Covid-19 atau pasien dalam pengawasan (PDP) yang ada di RSUD Dr. Soetomo.
"Yang meninggal dengan usia di atas 40 tahun sebanyak 88 persen, sisanya pasien di bawah 40 tahun dengan penyakit bawaan," ucapnya.
Ia mengungkapkan 50 persen pasien meninggal dalam kondisi memakai ventilator. Sisanya, tidak memakai ventilator atau dalam keadaan sedang mengantre ventilator.
Menurut Arief, pasien Corona Covid-19 di RSUD Dr Soetomo Surabaya yang tidak pakai ventilator meninggal karena gagal nafas dan hanya dua orang yang meninggal tanpa gagal nafas.