Gandeng ITS, PT Garam Berencana Tingkatkan Produksi Garam Nasional

Agenda yang pertama adalah proses pengawasan dan otomasi pintu air irigasi pada PT Garam (Persero).

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Des 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2020, 00:00 WIB
Panen Garam
Petani memanen garam di Sidoarjo, Jawa Timur, 16 September 2019. Menurut petani, meningkatnya produksi garam saat musim kemarau dari lima ton menjadi delapan ton per minggu, mengakibatkan harga garam di tingkat petani tradisional untuk kualitas nomor satu menurun. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garam (Persero) teken nota kesepakatan dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam rangka peningkatan produktivitas industri garam nasional.

Direktur Utama PT Garam (Persero) Achmad Ardianto menyampaikan kerja sama tersebut dilakukan karena kualitas garam yang belum maksimal dan ketidakstabilan harga garam produksi lokal seringkali membuat banyak pihak beralih menggunakan garam impor.

"Untuk itu, perlu upaya lebih membangun suatu ekosistem garam nasional yang dapat menyejahterakan masyarakat Indonesia," ujarnya saat penandatanganan MoU di Kampus ITS Surabaya, Kamis, 3 Desember 2020.

Ia mengatakan, sebagai salah satu mitra strategis petambak garam di Indonesia, PT Garam (Persero) mencanangkan kolaborasi dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS melalui Direktorat Kerja Sama dan Pengelola Usaha (DKPU), dilansir dari Antara.

"Diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, salah satunya ITS untuk menciptakan produk berkualitas premium dan memiliki ekosistem yang bagus," ujar Didi.

Bentuk kolaborasi tersebut ialah melakukan pemetaan leveling dengan menggunakan teknologi pesawat nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan pemetaan terestrial yang akan dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Sains Teknologi Kelautan dan Kebumian DRPM dan Departemen Teknik Geomatika ITS di bawah koordinasi DKPU ITS.

"Pemetaan yang bertujuan meningkatkan efektivitas pengolahan garam ini akan dilakukan pada lahan seluas 1.100 hektare di Kabupaten Sampang dan 2.500 hektare yang berlokasi di Kabupaten Sumenep milik PT Garam," ujarnya.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Strategi ITS Tingkatkan Produksi Garam

Ironis Harga Garam Cirebon Anjlok Rp 100 per Kg
Petambak Garam Cirebon mengeluh harga jual yang anjlok ditengah melimpahnya hasil produksi. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Sementara itu, Rektor ITS Prof. Dr. Mochamad Ashari M.Eng menjabarkan bahwa kegiatan kerja sama ini akan segera dilaksanakan pada akhir Desember 2020.

"Pada waktu tersebut proses produksi garam sedang berhenti sementara sehingga lahan bisa dimanfaatkan untuk pemetaan leveling," kata rektor yang akrab disapa Ashari ini.

Dalam penandatanganan nota kesepahaman ini dibahas pula berbagai peluang lain yang akan menjadi bentuk kerja sama ke depannya.

Agenda yang pertama adalah proses pengawasan dan otomasi pintu air irigasi pada PT Garam (Persero) yang akan dilakukan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Mechatronics and Industrial Automations di bawah koordinasi DKPU ITS.

Selain itu, ada topik potensi pemanfaatan limbah bittern (air tua) dalam mendukung upaya zero and safe waste discharge dari proses pengolahan di PT Garam (Persero) yang akan dapat diaktualisasikan oleh Pusat Penelitian Infrastruktur dan Lingkungan Berkelanjutan DRPM ITS di bawah koordinasi DKPU ITS.

Terakhir, akan ada juga analisa kajian risiko kawasan dan mitigasinya beserta kajian penataan kawasan pada PT Garam (Persero) yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim DRPM ITS di bawah koordinasi DKPU.

"Masih banyak hal yang bisa dilakukan, semoga kerja sama berjalan dengan baik dan tepat sasaran," ucap guru besar Teknik Elektro ITS itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya