Cuaca Tak Menentu, Petani Garam di Sidoarjo Panen Lebih Cepat

Para petani dibayang-bayangi harga jualnya yang anjlok akibat kualitas garam menurun karena panen lebih awal. Tahun lalu tengkulak membelinya antara Rp1.400 - 1.550 per kilogram.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Agu 2022, 08:22 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2022, 08:00 WIB
Panen Garam
Petani memanen garam di Sidoarjo, Jawa Timur, 16 September 2019. Menurut petani, meningkatnya produksi garam saat musim kemarau dari lima ton menjadi delapan ton per minggu, mengakibatkan harga garam di tingkat petani tradisional untuk kualitas nomor satu menurun. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Sidoarjo - Cuaca yang tidak menentu memaksa petani garam di Sidoarjo, Jawa Timur, memanen lebih awal. Jika tidak dipanen lebih awal, garam tersebut berpotensi rusak.

Akibatnya, garam yang dipanen lebih awal itu memiliki kualitas yang kurang baik. Salah seorang petani garam asal Kecamatan Sedati, Asmuni, memastikan hasil panen tidak akan lebih baik dibanding tahun lalu akibat anomali cuaca.

"Kalau waktu panennya lama itu garamnya bagus, kasar-kasar atau besar-besar. Perbedaannya kalau harinya sedikit garamnya kurang kasar atau kurang bersih," ujarnya di Sidoarjo, dilansir dari Antara, Minggu (28/8/2022).

Para petani, kata dia, memulai kerja ketika memasuki bulan kemarau di awal Juni lalu. Namun, selalu diselimuti mendung, bahkan kerap diguyur hujan.

Karena itulah, petani segera memanennya di akhir Agustus ini karena tidak ingin hasil garamnya rusak. Terlebih sampai sekarang masih turun hujan, padahal semestinya waktu panen jika cuaca di musim kemarau normal masih kurang sebulan lagi.

Pada lahan garam seluas 1 hektare seperti yang dikelola Asmuni, selama sebulan ke depan bisa memanen sebanyak empat kali.

Para petani dibayang-bayangi harga jualnya yang anjlok akibat kualitas garam menurun karena panen lebih awal. Tahun lalu tengkulak membelinya antara Rp1.400 - 1.550 per kilogram.

Harga Lebih Tinggi

Nyatanya di awal panen garam kali ini, tengkulak justru berani membeli lebih tinggi, yaitu mencapai Rp1.600 per kilogram.

"Sekali panen kadang saya dapat garam sebanyak 100 karung, itu 5 ton. 1 ton harganya Rp1,6 juta," ucap Nurhayati, salah seorang tengkulak yang mengepul hasil panen garam di kawasan tambak Sedati, Sidoarjo.

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya