Liputan6.com, Surabaya - Asisten Bidang Administrasi Umum Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Sekdaprov Jatim) Akhmad Jazuli mengingatkan para jemaah haji yang sudah pulang ke Tanah Air, senantiasa menjaga kemabruran haji, mengingat untuk bisa haji diperlukan pengorbanan yang luar biasa khususnya biaya haji yang tinggi dan daftar antrinya yang sangat panjang.
“Ada teman yang bertengkar selama di Arab Saudi, tidak usah dibuat bahan obrolan apalagi gunjingan. Tolong benar-benar dijaga kemabruran hajinya,” ujarnya saat menyambut ketibaan jemaah haji Jatim, Senin (24/6/2024).
Baca Juga
Jazuli berharap semoga para jemaah haji semakin kuat ibadahnya, diberikan putra putri yang solih solihah dan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.
Advertisement
Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, pada Minggu (23/6/2024) menyampaikan, bahwa jemaah haji Kloter pertama Debarkasi Surabaya mendarat di Bandara nternasional Juanda pada Sabtu (22/6/2024) malam pukul 20.15 WIB atau lebih cepat 50 menit dari jadwal aslinya.
Dilanjutkan dengan naik bus Damri, para jemaah haji asal Kabupaten Bojonegoro ini tiba di Asrama Haji Surabaya pada pukul 21. 40 WIB.
Para jemaah Kloter pertama ini berangkat dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah pada pukul 03.15 WAS dini hari, dan transit terlebih dahulu di Bandara Kualanamu, Sumatra Utara pada pukul 16.15 WIB untuk mengisi bahan bakar, sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandara Juanda pada pukul 17.45 WIB.
Dalam sambutannya, di hadapan 371 jemaah, Akhmad Jazuli dengan semangat menyatakan para jemaah haji kloter pertama Insyaallah pulang ke tanah air dengan meraih haji mabrur.
Tawaf Wada
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jemaah haji untuk melakukan Tawaf Wada, sebelum kembali ke Indonesia. Adapun Tawaf Wada merupakan perpisahan yang dilakukan sebelum jemaah haji meninggalkan Kota Makkah.
"Bagi jemaah haji lansia dan risiko tinggi (risti) dianjurkan melakukan Tawaf Wada dengan menggunakan kursi roda atau skuter matik jika kondisi di sekitar Kakbah penuh sesak," kata Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda, dikutip dari siaran pers, Minggu (23/6/2024).
Menurut dia, jemaah haji lemah dan sakit yang benar-benar tidak mampu melakukan Tawaf Wada dapat mengambil pendapat Imam Malik yang mengatakan hukum Tawaf Wada adalah sunah. Selain itu, bagi orang sakit atau uzur yang meninggalkan Tawaf Wada tidak dikenakan dam.
Widi mengingatkan jemaah untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan menjaga kesehatan tubuh sebelum pulang ke Tamah Air. Jemaah haji lemah, lansia dan risti sebaiknya tidak memburu ibadah-ibadah sunah yang membutuhkan tenaga ekstra paska mabit di Mina.
"Seperti dengan selalu datang untuk salat berjamaah di masjidil haram, melakukan umrah sunah, atau melakukan tawaf sunah berulang-ulang," jelas Widi.
Advertisement