Xavier Hernández Creus merupakan eks pemain sepak bola yang kini menekuni dunia kepelatihan si kulit bundar. Pria yang akrab dikenal dengan nama Xavi Hernandez ini pernah menukangi FC Barcelona selama 18 tahun dan sempat merumput di Liga Qatar bersama Al Sadd SC selama empat musim.Â
Bagi publik Camp Nou, Xavi bukanlah seorang pemain yang mudah dilupakan. Ia sudah menjelma sebagai salah satu legenda sepak bola di FC Barcelona. Dengan sederet prestasi yang ditorehkan, mulai dari gelar juara La Liga, Liga Champions, UEFA Super Cup, Piala Raja Spanyol, hingga Piala Super Spanyol, hingga kini belum ada pemain FC Barcelona yang menggantikan perannya secara maksimal.
Selama berkostum biru-merah, Xavi dikenal sebagai gelandang pekerja keras. Ia mampu memberikan ketenangan di lini tengah FC Barcelona, serta dapat menjadi pemain kreatif untuk mengalirkan bola ke depan. Xavi juga kerap mengeksploitasi berbagai sisi lapangan guna membuka ruang bagi pemain lainnya.Â
Ia bahkan pernah dinobatkan sebagai "Gelandang Terbaik Liga Champions" berkat penampilan gemilangnya saat membantu FC Barcelona menekuk Manchester United 2-0 di partai puncak Liga Champions 2008/2009. Selain itu, di musim yang sama, ia juga berperan banyak untuk membantu FC Barcelona meraih treble winner.Â
Meski memiliki peran penting, Xavi tercatat belum pernah merasakan mengangkat piala FIFA Ballon d'Or. Prestasi terbaiknya adalah menjadi finalis FIFA Ballon d'Or 2010 bersama rekannya di FC Barcelona, yakni Andres Iniesta dan Lionel Messi. Saat itu, Xavi berhasil menduduki peringkat ketiga dan berturut-turut peringkat selanjutnya diduduki oleh Iniesta dan Messi.
Pada 2015, Xavi harus berbesar hati untuk mengakhiri kariernya bersama FC Barcelona. Faktor umum menjadi salah satu penyebab utama kontraknya tak diperpanjang oleh manajemen. Ia pun akhirnya hengkang ke Liga Qatar untuk membela Al Sadd SC.Â
Bersama Al Sadd SC, Xavi hampir selalu turun menjadi pemain reguler dan menjadi pengatur serangan di sana. Prestasi terbaiknya bersama Al Sadd SC adalah dengan membawa klub ini menjuarai Liga Qatar 2019 dan Piala Putra Mahkota Qatar 2017.Â
Beralih Profesi
Usai menjalani musim-musim yang fantastis selama 22 tahun di dunia sepak bola. Xavi, yang saat itu berumur 39 tahun memutuskan untuk gantung sepatu bersama Al Sadd SC.Â
Untungnya, Xavi berhasil menutup kariernya dengan manis. Ia berhasil membawa Al Sadd SC meraih gelar juara Liga Qatar setelah enam tahun lamanya. Sebab, Al Sadd SC terakhir kali menjuarai liga pada musim 2012/2013.
Setelah resmi menganggur, Xavi menghabiskan waktunya untuk berlibur dan mengistirahatkan pikiran dari hiruk pikuk sepak boka. Walaupun begitu, Xavi tampaknya tak tahan untuk kembali ke lapangan hijau.
Yang dimaksud kembali ke lapangan hijau adalah mencoba menjadi pelatih dan menularkan ilmu yang ia miliki selama ini. Alhasil, niat tersebut tampaknya tercium oleh eks klub yang ia bela, Al Sadd SC.
Tak perlu berlama-lama, Al Sadd SC langsung memberikan kontrak kepada Xavi untuk menukangi klub tersebut sejak musim 2019. Hasilnya ternyata cukup memuaskan, racikan Xavi mampu membawa klub ini ke dalam level selanjutnya.
Hal ini dibuktikan dengan sederet piala yang diperoleh Al Sadd SC selama ditukangi Xavi. Mulai dari juara Liga Qatar 2020/2021, Piala Putra Mahkota Qatar 2019/2020 dan 2020/2021, Qatari Stars Cup 2019/2020, hingga Qatari League Cup Winner 2019/2020 dan 2020/2021.Â
Digoda FC Barcelona
Sederet prestasinya bersama Al Sadd SC membuat manajemen FC Barcelona berniat mendatangkan Xavi sebagai pelatih anyar. Manajemen FC Barcelona, terutama Eric Abidal (Direktur Olahraga) dan Oscar Grau (Direktur Eksekutif) sangat tertarik menggunakan jasa Xavi untuk menggantikan Ernesto Valverde yang didepak pada awal tahun 2020.
Namun, ketertarikan tersebut tampaknya belum menggugah hasrat Xavi untuk menjadi suksesor anyar di Camp Nou. Xavi beralasan, saat itu dirinya merasa belum pantas untuk menukangi klub sebesar FC Barcelona. Terlebih, ia baru satu musim melatih Al Sadd SC dan terikat kontrak hingga 2023.
"Pada bulan Januari 2020, itu bukan waktu yang tepat. Saya sudah berbincang dengan Abidal dan Grau. Mereka memberi tawaran besar tapi belum saatnya. Saya butuh sedikit pengalaman lagi. Melatih Barcelona masih menjadi mimpi saya," ujar pria asal Spanyol dikutip dari Sportskeeda.
"Saya akan melakukannya suatu hari nanti. Saya sudah berkali-kali mengatakan ingin menjadi pelatih Barcelona," tambahnya.
Resmi Melatih FC Barcelona
Sebagai legenda hidup, Xavi melihat FC Barcelona pada musim 2021 bukanlah Blaugrana yang sebenarnya. Ia melihat banyak kekurangan di berbagai sisi dan membuat hatinya tergerak untuk membenahi dari dalam.
Seperti yang pernah ia ucapkan pada tahun 2020 lalu, bahwa dirinya ingin menjadi pelatih FC Barcelona, akhirnya pada bulan November 2021 mimpi itu terwujud. Xavi resmi menukangi FC Barcelona untuk menggantikan legenda Blaugrana lainnya, Ronald Koeman.
Meski masih terikrat kontrak bersama Al Sadd SC, namun manajemen FC Barcelona bergerak cepat untuk menembus klausul yang dimiliki Xavi.Â
Seperti dilansir dari AS, Al-Sadd telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait pelepasan Xavi ke Barcelona melalui akun Twitter resminya. Dalam pernyataan tersebut, CEO Al-Sadd, Turki Al Ali menyampaikan bila Blaugrana telah sepakat untuk menebus klausul pelepasan Xavi Hernandez.
"Administrasi Al Sadd sudah menyetujui kepindahan Xavi ke Barcelona setelah menebus klausul pelepasan pada perjanjian kontrak. Kami telah setuju untuk bekerjasama dengan Barcelona di kemudian hari. Xavi merupakan bagian penting dari sejarah Al Sadd dan kami berharap dia selalu sukses," ujar Ali.Â
Kembali Membawa FC Barcelona Berjaya
Barcelona memperkenalkan Xavi Hernandez secara resmi sebagai pelatih baru di Camp Nou pada 8 November 2021. Di hadapan suporter, Xavi berharap bisa mengembalikan kejayaan klulb. Sosok berusia 41 tahun itu menandatangani kontrak di Barcelona hingga 2024.
"Ini adalah hari bersejarah bagi Barcelona. Selamat datang, Xavi," kata Presiden Joan Laporta di hadapan suporter.
Barcelona mesti membayar kompensasi kepada klub Qatar Al Sadd untuk menebus Xavi. Dia menggantikan Ronald Koeman yang dipecat usai menelan rentetan hasil buruk.
"Saya datang dengan persiapan. DNA saya tidak berubah. Kami harus mengambil alih, menguasai bola, menciptakan peluang, menjadi intens. Kami memiliki misi untuk banyak hal yang hilang," kata Xavi.
"Ini adalah klub terbesar di dunia dan saya akan bekerja keras untuk memenuhi harapan Anda. Barcelona tidak bisa menerima hasil imbang atau kekalahan. Kami harus memenangkan semua pertandingan."
Tolak Timnas Brasil
Barcelona ternyata bukan satu-satunya klub yang berminat membajak Xavi dari Al-Sadd. Dalam sambutannya, Xavi mengaku sempat berkomunikasi dengan federasi sepak bola Brasil.
"Kami bicara dengan federasi sepak bola Brasil," katanya. "Idenya adalah menjadikan saya asisten pelatih untuk (pelatih kepala) Tite lalu mengambil alih tim usai Piala Dunia Qatar 2022," katanya.
"Namun keinginan saya adalah datang ke Barcelona. Saya menunggu sampai momennya tepat dan saya pikir ini adalah momen yang tepat. Saya rasa, saya sangat persiapan sekarang."
Â
Â
Berita Terbaru
Tips Menghemat Listrik: 41 Cara Efektif Menekan Tagihan Bulanan
Closing Statement Gumelar-Rudi di Debat Terakhir, Mohon Maaf ke semua Elemen Masyarakat Kota Batu
Janji Gumelar-Rudi dalam Debat Publik Terakhir Pilkada Kota Batu
Panduan Lengkap Tips Debat untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi
AS-Indonesia Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Peternakan Sapi Perah, Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Dibanding Anies, Pakar Sebut Pengaruh Jokowi Lebih Kuat di Pilkada Jakarta
Arti Pin Garuda di Baju Gumelar-Rudi Saat Debat Pamungkas Pilkada Batu
Edy Rahmayadi Siapkan Strategi Jadikan Sumut Sebagai Provinsi Swasembada Pangan
Cedera Lutut Paul George Kambuh, Philadelphia 76ers Merana
Hipotermia Adalah Kedinginan Parah, Pahami Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pernah Terpuruk di Masa Lalu, Kimberly Ryder Beri Pesan Selalu Ada Waktu Kedua Untuk Kebahagiaan
Tips Agar Luka Cepat Kering: Panduan Lengkap Perawatan Luka