Liputan6.com, Jakarta - Kejahatan siber makin mengancam pengguna internet. Seorang hacker yang biasa dipanggil Peace ingin menjual database yang berisi segala informasi milik 57 juta orang di seluruh dunia.
Dilansir laman Tech Insider, Minggu (8/5/2016), tidak jelas dari mana Peace mendapatkan database tersebut.
Namun, dikabarkan bahwa kumpulan data itu diretas tahun lalu oleh kelompok hacker Rusia yang kemudian diambil alih oleh Peace.
Selanjutnya, Peace mengunggahnya di sebuah forum untuk dijual seharga kurang dari 1 Bitcoin yang kira-kira bernilai US$ 400 atau Rp 5,3 juta.
Baca Juga
Kepada ZDNet, Peace menyebut, data itu berasal dari sebuah situs kencan bernama Zoosk yang kini memiliki 33 juta anggota. Pihak Zoosk pun membantah pernyataan Peace.
"Tidak ada satu pun dari data tersebut yang cocok dengan pengguna Zoosk," kata juru bicara Zoosk yang juga tidak menanggapi pertanyaan lebih lanjut.
Sementara itu, ZDNet dan peneliti keamanan Troy Hunt pun berusaha menjangkau pengguna untuk mengonfirmasi apakah ada pengguna yang datanya dilanggar.
Beberapa di antaranya mengatakan data dan email yang digunakan saat mendaftar Zoosk ternyata cocok, sementara sebagian pengguna lain mengaku tidak pernah masuk ke situs kencan itu.
Sedangkan beberapa orang menyebutkan tidak menggunakan Zoosk, tetapi situs kencan Badoo yang bermarkas di Inggris. Badoo pun mengaku pusat datanya tidak diretas.
Ada kemungkinan, perusahaan-perusahaan itu menyangkal adanya pelanggaran data, namun tetap menyelidiki database-nya telah diretas.
Meski hingga kini belum jelas dari mana asal database tersebut, Hunt menyebut bahwa lebih dari 52 juta merupakan data unik dan belum terungkapkan.
(Tin/Isk)