Polisi Ringkus 50 Peretas Bank Sentral Rusia?

Pihak berwenang Rusia dikabarkan telah menahan sejumlah orang yang terkait dengan peretasan bank sentral Rusia.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 08 Des 2016, 13:48 WIB
Diterbitkan 08 Des 2016, 13:48 WIB
Hacker
Hacker (iStockphoto)

Liputan6.com, Rusia - Pihak berwenang Rusia telah menahan sejumlah tersangka dalam kaitannya dengan pencurian uang senilai US$ 19 juta atau Rp 253 miliar dari sejumlah akun yang dimiliki bank sentral Rusia pada  Mei 2016.

Informasi ini diberikan oleh seorang pejabat yang berwenang terkait kejahatan siber tersebut pada Rabu, 7 Desember 2016 waktu Rusia.

Akhir pekan lalu, pihak bank sentral Rusia menyebutkan bahwa sepanjang tahun ini, hacker alias peretas telah memalsukan akun sejumlah klien untuk mencuri uang dari rekening-rekening koresponden. Rekening itu digunakan untuk menangani transaksi atas nama bank lainnya di Bank Rusia.

Mengutip laporan Reuters, Kamis (8/12/2016), gara-gara peretasan itu, perbankan di seluruh dunia memperketat keamanan jaringan transfer uang. Selain bank sentral Rusia, di 2016, bank sentral Bangladesh juga sempat dibobol oleh sekelompok hacker yang tak dikenal.

Kala itu, pelaku peretasan mengirimkan pesan SWIFT yang meminta pengiriman uang sejumlah US$ 1 miliar (Rp 13,3 triliun) dari akun-akun korespondennya di New York Federal Reserve. Hacker pada waktu itu sukses mendapatkan dana senilai US$ 81 juta (Rp 1,08 triliun) ke empat rekening di Manila, Filipina.

Kepala Deputi Direktorat Keamanan Bank Sentral Rusia Artyom Sychyov mengatakan, Federal Security Service dan Kementerian Dalam Negeri Rusia telah membentuk operasi bersama setelah sejumlah orang ditangkap karena diduga terkait kejadian tersebut.

Ia pun menolak memberikan komentar detail tentang hal ini. Namun, pada 1 Juni 2016, FSB menyebutkan pihaknya bersama dengan kepolisian menahan 50 orang yang diduga menjadi dalang peretasan dengan nilai 1,7 rubles atau US$ 27 juta (Rp 360 miliar) dari sejumlah lembaga keuangan Rusia.

FSB dan Kementerian Dalam Negeri Rusia tidak memberikan respon atas pertanyaan terkait operasi yang disebutkan oleh Sychyov.

Sychyov sendiri mengatakan bahwa peretasan pada bank sentral Rusia telah menyerang rekening-rekening dari koresponden pihak ketiga. "Sistem pembayaran di Bank Rusia tidak terkait dengan serangan ini," katanya.

Bank sentral Rusia mengungkap, telah terjadi peretasan melalui laporan stabilitas keuangan yang diterbitkan Jumat lalu. Disebutkan di dalamnya bahwa kelompok hacker telah membobol masuk ke sistem elektronik yang memberikan akses ke rekening-rekening koresponden.

Disebutkan juga, kelompok hacker ini bermaksud mencuri sekitar 2,87 miliar rubles atau US$ 45 juta (Rp 600 miliar), namun baru berhasil mendapatkan Rp 418,9 miliar. Sementara, sisanya dibekukan.

(Tin/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya