Tak Cuma AS, Bisnis Teknologi Global pun Kena Imbas Putusan Trump

Perintah eksekutif President Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ternyata berimbas ke bisnis teknologi di seluruh dunia juga.

oleh Yuslianson diperbarui 01 Feb 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2017, 19:00 WIB
20170128-Protes Kebijakan Imigrasi Donald Trump-AS
Pengunjuk rasa berorasi saat menggelar aksi protes di Bandara Internasional San Francisco, Sabtu (28/1). Mereka memprotes kebijakan Presiden AS, Donald Trump yang melarang warga dari 7 negara muslim masuk Amerika Serikat. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Liputan6.com, Amerika Serikat - Perintah eksekutif President Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang melarang kedatangan imigran dari tujuh negara Muslim menuai kecaman dunia, khususnya para petinggi teknologi.

Tak hanya perusahaan teknologi besar, beberapa perusahaan rintisan pun juga akan terkena dampaknya. Contoh terkini adalah Husayn Kassai selaku CEO dan co-founder perusahaan rintisan Onfido yang berbasis di London.

Dengan 145 karyawan di seluruh dunia, Onfido merupakan perusahaan yang mengandalkan artificial intelligence (AI) untuk membantu klien melakukan pemeriksaan latar belakang secara kompleks dan detail.

Meski perusahaannya beroperasi di London, Kassai saat ini tinggal di San Francisco sejak tahun lalu untuk melebarkan usahanya di Amerika Serikat.

Walau lahir di Manchester, Inggris, ia memiliki dua kewarganegaraan yaitu Iran dan Inggris. Tak hanya Kassai, dua co-founder Onfido yang berkewarganegaraan Inggris ini ternyata datang dari orangtua imigran yang berasal dari Iran, Irak, dan Bangladesh.

Bedanya, Eamon Jubbawy co-founder Onfido yang lahir di Irak tidak memiliki green card (kartu hijau .red), dan saat ini tinggal di London. Sejak resmi ditandatangani oleh Trump, Kassai dan 145 karyawan yang terdiri dari 41 kebangsaan tengah gundah.

"Sebelum ada kebijakan ini kami tidak peduli tentang siapa dari mana atau apa agama mereka, kami tidak pernah tanya, tapi semua ini cukup menganggu dan mengkhawatirkan," ungkap Kassai yang dikutip dari laman CNBC, Rabu (1/2/2017).

Tak hanya Kassai, beberapa bos startup yang memiliki kewarganegaraan ganda atau imigran pun terancam harus 'angkat kaki' dari Amerika Serikat. Saat ini, Kassai sedang berdiskusi dengan tim pengacaranya untuk menentukan apakah dirinya akan meninggalkan dan kembali lagi ke AS.

(Ysl/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya