Liputan6.com, Jakarta - Di balik glamor sektor teknologi di Amerika Serikat (AS), ternyata pegawai mereka terkuras oleh kehidupan kerja sehingga stres pun melanda.
Dilansir Business Insider, Senin (4/6/2018), sebuah aplikasi pesan bernama Blind melakukan survei kerja secara anonim pada lebih dari 11 ribu di 30 perusahaan teknologi terbesar.
Pertanyaan yang diberikan adalah, "Apa saat ini Anda mengalami burnout karena pekerjaan?" Dengan pilihan jawaban "Ya" dan "Tidak".
Advertisement
Hasilnya, secara keseluruhan 57,1 persen pekerja mengaku mengalami burnout. Untuk diketahui, burnout berarti kondisi stres yang membuat kelelahan fisik dan mental.
Baca Juga
Perusahaan yang mendapat skor paling tinggi adalah perusahaan fintech Credit Karma, ditemukan 70 persen pegawai mengalami burnout. Namun, pihak perusahaan tidak setuju pada angka tersebut.
Posisi selanjutnya ditempati sebuah situs gim bernama Twitch, yang mana tercatat 68,75 persen pegawai mengalami burnout.
Di antara platform media sosial di daftar ini, Snapchat menempati posisi stres paling tinggi, yakni 60,40 persen.
Lebih dari setengah pegawai di perusahaan-perusahaan terkenal juga mengalami stres, mulai dari Amazon (59,5 persen), Intel (58,4 persen), Microsoft (57,6 persen), Apple (57,4 persen), LinkedIn (55,3 persen), Pinterest (53,85 persen), dan Google (53,83 persen).
Sementara itu, Facebook berada di posisi lima terbawah dengan jumlah pegawai yang stres 49,5 persen, lalu diikuti oleh Twitter (43,9 persen), dan PayPal (41,8 persen).
Lantas siapa yang ada di posisi terakhir? Untuk juru kunci ditempati oleh Netflix dengan jumlah pegawai yang mengalami stres hanya 38,8 persen.
Hal yang Sama Terjadi di Tiongkok
Tidak hanya di Barat, di Asia pun ternyata sektor teknologi asal Tiongkok juga memberi beban berat pada pegawai-pegawainya yang masih muda.
Bloomberg menyebut perusahaan teknologi Tiongkok memiliki beban kerja "996", yaitu bekerja dari pukul sembilan pagi sampai sembilan malam selama enam hari dalam seminggu.
Pola pekerjaan "996" ditenggarai jadi penyebab orang-orang usia paruh baya tidak terlalu dipandang saat melamar pekerjaan di sektor teknologi. Hal ini tentu juga menguntungkan perusahaan, sebab upah orang-orang muda tergolong lebih murah.
"Kebanyakan orang di usia 30-an sudah menikah dan harus mengurus keluarga, sehingga mereka tidak akan bisa fokus ke pekerjaan intensitas tinggi," ucap Helen He, seorang tech recruiter di Shanghai.
Terbukti, pada situs Zhaopin.com, puluhan ribu pekerjaan hanya dibuka untuk mereka yang usianya 35 tahun ke bawah. Bahkan, latar pendidikan pun bisa jadi nomor dua, sementara usia muda masih lebih diutamakan.
Hukum di Tiongkok hanya melarang diskriminasi atas dasar jenis kelamin, agama, dan disabilititas. Untuk diskriminasi usia di perusahaan teknologi memang tidak dilindungi, tetapi Bloomberg sempat melaporkan tindak diskriminasi seperti terhadap jenis kelamin juga tidak sepenuhnya ditanggapi serius oleh pihak berwajib.
Advertisement
Lawan Stres
Setiap orang memiliki tingkat stres masing-masing. Namun, entah itu stres di rumah atau kantor, sebaiknya Anda dapat mengalihkan perhatian agar tidak sakit.
Berikut ini, ada beberapa langkah sederhana yang bisa Anda coba untuk menghilangkan stres hanya dalam lima menit atau bahkan kurang. simak rangkumannya, seperti dilansir Today.
1. Tarik napas
Psikiater, Dr. Marlynn Wei, mengatakan, pernapasan ritmis adalah latihan mengurangi stres terbaik yang tidak perlu banyak memakan waktu.
Berikut cara melakukannya:
- Setel waktu selama tiga menit.
- Fokus pada napas.
- Tarik napas dalam-dalam melalui hidung sembari menghitung sampai lima.
- Tahan napas Anda selama lima hitungan.
- Buang napas selama lima hitungan.
- Ulangi untuk sisa waktu, dan perhatikan bagaimana napas Anda menjadi lebih dalam.
2. Jauhkan ponsel
Terus-menerus memeriksa ponsel hanya akan menambah stres, tutur penulis buku Don’t Sweat the Small Stuff, Kristine Carlson.
Dengan menjauhkan ponsel, Anda bisa fokus pada diri sendiri dan bagaimana perasaan Anda.Â
3. Mencari udara segar
Monique Tello, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Massachusetts, mengatakan bahwa kadang-kadang, pergi keluar untuk udara segar adalah pilihan yang bagus.
"Jika seseorang merasa sangat stres, maka mereka bisa mencari udara segar, melihat alam - air, pohon sebagaimana mereka seharusnya," kata Tello.
Strategi ini akan sangat bagus untuk orang-orang yang sering merasa gelisah atau sulit berkonsentrasi saat belajar atau bekerja.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini