Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu mendengar seperti apa suara asli bintang yang sesungguhnya? Ya, mungkin belum pernah ada yang dengar.
Objek luar angkasa ini memang cuma bisa memendarkan cahaya terang dari kegelapan. Namun siapa sangka, mereka juga bisa 'bersuara'.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Geek pada Selasa (30/4/2019), ilmuwan menciptakan simulasi suara bintang di luar angkasa.
Mereka memanfaatkan teleskop untuk menangkap gema dan getaran--seperti fluktuasi cahaya bintang atau temperatur bintang, dan menyaringnya dalam bentuk suara.
"Selo bisa bersuara nyaring karena bentuknya sudah dirancang sedemikian rupa. Nah, getaran dari bintang-bintang di sana juga bisa bersuara tergantung dari ukuran dan strukturnya," kata ilmuwan dari University of Wisconsin-Madison, Jacqueline Goldstein.
Jacqueline menamai getaran yang dihasilkan bintang ini dengan julukan "Starquakes".
"Karena bintang meleburkan hidrogen ke elemen yang lebih berat dalam inti mereka, gas plasma panas bergetar dan menyebabkan bintang terus berkedip," jelasnya.
Dari situ, Jacqueline menggunakan software yang ia kembangkan untuk mensimulasikan getaran tersebut ke dalam frekuensi-frekuensi tertentu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Program GYRE
Dalam hal ini, Jacqueline bekerjasama dengan ilmuwan astronomi Rich Townsend dan Ellen Zweibel mengembangkan program GYRE.
Program ini merupakan program open source dan gratis untuk ilmuwan, agar mereka bisa mengakses dan memodifikasi suara-suara di bintang.
Advertisement
NASA Temukan Bintang Paling Tua dan Dingin di Tata Surya
Terlepas dari teknologi tersebut, astronom sukarelawan NASA baru saja menemukan sebuah bintang di luar angkasa.
Menariknya, bintang jenis White Dwarf (katai putih) ini berbeda dengan bintang-bintang lain yang ada di Tata Surya. Ia diyakini sebagai bintang paling tua dan paling dingin yang pernah hidup.
Dilansir Geek, Senin (25/2/2019), bintang bernama J0207+3331 (J0207, singkatnya) ini ditemukan oleh astronom sukarelawan yang bekerja di bawah proyek NASA Backyard Worlds: Planet 9.
NASA berharap, dengan ditemukannya bintang baru tersebut mereka dapat mempelajari masa depan dari Tata Surya.
"Bintang ini sangat tua, kami lihat dari proses penyerapan material ke dalam bintang ini bisa memakan waktu miliaran tahun," kata astronom John Debes.
"Kini, astronom mencoba menciptakan model cincin dari bintang ini untuk bisa menerka selama apa sistem planet kita berevolusi," tambahnya.
(Jek/Ysl)