Liputan6.com, Jakarta - Sebuah peristiwa langka terjadi di ruang angkasa. Uniknya peristiwa langka yang menarik perhatian para ilmuwan ini juga sempat terekam kamera.
NASA berhasil menangkap peristiwa kosmik langka itu dengan salah satu telesekop baru mereka.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman Ubergizmo, Selasa (1/10/2019), peristiwa kosmik yang dimaksud adalah lubang hitam menelan sebuah bintang angkasa yang berukuran seperti Matahari tata surya kita.
Peristiwa ini dikenal sebagai tidal disruption atau gangguan pasang surut. Ini merupakan pertama kalinya satelit transiting exoplanet survei NASA berhasil menangkap proses lubang hitam menelan bintang dalam waktu terperinci, yakni dari awal hingga akhir.
Tak diketahui seperti apa peristiwa ini dalam kehidupan nyata, namun NASA menyusun animasi atau simulasi yang memberi gambaran pengamatan proses lubang hitam menelan bintang angkasa.
Terjadi 10.000-100.000 Tahun Sekali
Profesor astronomi Ohio State Chris Kochanek mengatakan, "ini benar-benar kombinasi yang baik dan beruntung, kadang-kadang itulah yang dibutuhkan untuk mendorong pengetahuan ke depannya."
Kejadian ini terjadi karena ada gangguan pasang surut, di mana bintang-bintang terletak sangat dekat dengan lubang hitam.
Oleh karenanya, para ilmuwan telah memperkirakan bahwa peristiwa semacam ini hanya terjadi sekali, setiap 10.000 hingga 100.000 tahun.
"Bayangkan Anda berdiri di atas gedung pencakar langit di pusat kota. Anda menjatuhkan marmer di atasnya dan Anda berusaha membuatnya turun ke lubang di penutup lubang got, lebih sulit dari itu," katanya.
Advertisement
Lubang Hitam Supermasif
Masih tentang lubang hitam, sebelumnya, lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti mengejutkan astronom dengan ledakan cahaya inframerah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sagittarius A* atau Sgr A*, lubang hitam supermasif yang terdekat dengan Bumi, tiba-tiba saja 75 kali lebih terang dibandingkan kondisi normalnya.
Ilmuwan menemukan, hal ini terjadi di sepanjang wilayah inframerah dekat dari spektrum cahaya selama dua jam, pada 13 Mei.
Berdasarkan sebuah makalah baru yang diterbitkan pada 5 Agustus di repositori Universitas Cornell, ini adalah kilatan paling terang yang pernah dilihat ilmuwan selama 20 tahun mengamati lubang hitam. Kilatan ini dua kali lebih terang ketimbang kilatan yang pernah direkam sebelumnya.
"Lubang hitam tersebut begitu terang, saya awalnya salah dan mengira itu adalah star-02, sebab saya tidak pernah melihat Sgr A* seterang itu," kata Tuan Do, astronomer dan pemimpin penulis untuk laporan tersebut.
Ia lebih lanjut mengatakan, "saya tahu, mungkin jauh di atas sana ada sesuatu menarik yang terjadi pada lubang hitam."
(Tin/Isk)