Spotify Uji Coba Fitur Stories untuk Influencer

Spotify dilaporkan tengah melakukan uji coba fitur stories yang sudah dapat digunakan seorang influencer.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 23 Jan 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 07:00 WIB
Spotify
Spotify. Sumber: Parentesis.com

Liputan6.com, Jakarta - Spotify dilaporkan akan mengadopsi fitur stories di aplikasinya. Layanan streaming asal Swedia itu bahkan sudah melakukan uji coba dengan influencer untuk menjajal fitur ini.

Dikutip dari Tech Crunch, Kamis (23/1/2020), influencer pertama yang mencoba fitur ini adalah bintang YouTube Summer Mckeen. Dia menggunakan fitur Stories ini lewat playlist buatannya.

Untuk informasi, layanan stories milik Spotify ini tak berbeda dari aplikasi lain, yakni menampilkan video pendek. Bedanya, stories ini baru dapat diakses dari playlist pengguna yang disetel publik atau dapat dilihat orang lain.

Jadi, akses masuk untuk stories pengguna ini akan muncul di atas judul playlist tersebut. Sama seperti fitur stories lain, pengguna juga dapat melihat indikator jumlah video yang tersedia, berdasarkan garis horinzotal di atas video.

Selain video pendek, fitur stories di Spotify ini juga dapat digunakan untuk menampilkan gambar album atau lagu yang ada di playlist tersebut.

Meski hadir dengan fitur stories, Spotify disebut tidak ingin berubah menjadi platform media sosial. Layanan streaming ini diprediksi menggunakan fitur ini dipakai untuk memperkuat platformnya.

Spotify sendiri mengatakan uji coba semacam ini merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Karenanya, belum ada informasi mengenai kapan fitur ini akan hadir untuk pengguna yang lebih luas.

Spotify Sediakan Playlist untuk Hewan Peliharaan

Spotify
Spotify dikabarkan makin dekat bawa layanannya ke Indonesia (sumber: spotify.com)

Sebelumnya, Spotify meluncurkan generator playlist baru yang 'konyol' untuk membuat lagu yang bisa dinikmati oleh kamu dan hewan peliharaan kesayangan.

Hal ini merupakan salah satu cara Spotify untuk menjadi viral dan lebih menonjol dari pesaingnya, seperti Apple Music yang hanya menawarkan musik itu-itu saja.

Dilansir The Verge, Minggu (19/1/2020), kamu harus mengunjungi situs web Pet Playlist dari Spotify untuk mendapatkan lagu yang diinginkan.

Spotify akan memberikan kamu lima pilihan hewan peilharaan, yaitu kucing, anjing, iguana, burung, dan hamster.

Setelah itu kamu diminta untuk mendefinisikan karakteristik hewan peliharaanmu, apakah energik atau santai, pemalu atau ramah, dan apatis atau ingin tahu.

Kalau sudah diisi, kamu tinggal memberi nama hewan peliharaan kamu dan muncullah daftar lagu sesuai dengan karakteristik serta ikon dan nama hewan di atasnya.

Selain dari karakteristik hewan peliharaan, daftar lagu juga disesuaikan menurut Spotify kamu, sebagai pemilik akun.

Spotify Tangguhkan Iklan Politik pada 2020

Spotify
Bocoran antarmuka terbaru Spotify. (Foto: Spotify)

Di sisi lain, Spotify mengungkapkan akan berhenti untuk sementara menjual iklan politik di layanannya mulai awal 2020. Jeda ini tidak hanya untuk layanan musik streaming miliknya, tapi juga podcast.

Dilansir Reuters, Senin (30/12/2019), langkah Spotify tersebut dinilai sebagai kampanye untuk pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada November 2020 yang sudah mulai memanas. Langkah serupa sebelumnya sudah dilakukan oleh Twitter.

Twitter sudah memblokir iklan politik sejak November 2019. Sementara Google pada bulan lalu mengatakan, akan berhenti menerima pengiklan untuk menargetkan iklan pemilihan menggunakan data seperti catatan pemilih publik, dan afiliasi politik umum.

"Pada saat ini, kami belum memiliki tingkat ketahanan yang diperlukan dalam proses, sistem, dan alat kami untuk secara bertanggungjawab memvalidasi dan meninjau konten ini. Kami akan menilai kembali keputusan ini, seiring perkembangan kemampuan kami," ungkap juru bicara Spotify kepada Reuters.

Spotify yang hanya menerima iklan politik di AS, tidak memberikan jawaban mengenai respons dari perusahaan-perusahaan yang memasang iklan politik.

Kebijakan baru Spotify ini mencakup iklan dari kelompok-kelompok politik seperti kandidat, pejabat terpilih dan ditunjuk, partai politik, komite aksi politik (PAC) dan SuperPACS, serta konten yang mendukung atau menentang entitas tersebut. Spotify juga tidak akan menjual iklan yang mendukung hasil legislatif dan yudisial.

Kebijakan ini hanya berlaku untuk penjualan iklan Spotify, bukan yang disematkan dalam konten pihak ketiga. Kendati demikian, konten tersebut tetap harus tunduk pada kebijakan konten Spotify yang lebih luas.

(Dam/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya