Liputan6.com, Jakarta - FBI tengah melakukan investigasi atas kasus peretasan smartphone orang terkaya di dunia, Jeff Bezos, yang diduga dilakukan oleh Arab Saudi.
CEO Amazon tersebut telah diwawancarai oleh investigator FBI pada April lalu. Keterlibatan FBI terkait dengan dugaan penggunaan software peretasan milik perusahaan Israel NSO Group.
Advertisement
Baca Juga
Sekadar informasi, smartphone pribadi Jeff Bezos diretas pada Mei 2018. Diduga, putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman adalah pelaku di balik peretasan tersebut. Meski begitu, Arab Saudi membantah keterlibatan mereka.
Kurang dari setahun setelah peretasan, Bezos menuding media National Enquirer memerasnya dengan ancaman akan menyebarkan foto-foto pribadi Bezos dan sang kekasih.
Mengutip The Verge, Senin (3/2/2020), kini investigator FBI tengah mengkaji apakah software NSO terlibat dalam peretasan terhadap Jeff Bezos atau perusahaan Amerika lainnya.
Jahatnya Pegasus
Software peretasan milik NSO, Pegasus, disebut-sebut bisa mengambil seluruh konten di smartphone, termasuk pesan yang terenkripsi, bahkan juga bisa mengambil audio dari smartphone pengguna.
Pegasus juga bisa membuat dirinya tidak terdeteksi. Bahkan, setelah menjalankan tugas mata-mata, Pegasus bisa meng-uninstal dirinya dari perangkat milik korban.
Investigator pribadi FTI Consulting yang disewa Jeff Bezos FTI Consulting terkait kasus peretasan WhatsApp sebelumnya juga melaporkan, peretasan dilakukan menggunakan software Pegasus.
Sementara itu, NSO menyanggah bahwa pihaknya terlibat dalam peretasan tersebut. Bahkan, Arab Saudi menyebut, tudingan bahwa sang pangeran meretas perangkat Bezos adalah hal absurd.
Sayangnya, pihak FBI sendiri tidak memberikan konfirmasi saat dimintai keterangan terkait investigasi peretasan smartphone Bezos dan kaitannya dengan NSO.
Advertisement
Tentang Peretasan Smartphone Bezos
Sebelumnya diberitakan, peretasan ini terjadi setelah Bezos menerima sebuah pesan WhatsApp yang rupanya dikirimkan dari akun pribadi putra mahkota Arab Saudi.
Sebagaimana dikutip dari The Guardian, Rabu (22/1/2020), pesan terenkripsi itu dikirim dari nomor milik pangeran Mohammed bin Salman dan dipercaya berisi file jahat.
File jahat itu lantas menyusup ke smartphone milik pemilik bisnis Amazon tersebut. Demikian menurut hasil forensik digital yang telah dilakukan.
Analis menemukan bahwa penyusupan ke smartphone milik orang terkaya ini dipicu oleh sebuah video yang dikirimkan dari akun pangeran Mohammed ke Jeff Bezos.
Keduanya memang dikabarkan kerap bertukar pesan lewat WhatsApp. Menurut sumber anonim The Guardian, file video itu dikirimkan pada 1 Mei 2018.
Parahnya, data-data dalam jumlah sangat banyak diretas dari smartphone Bezos, hanya dalam waktu beberapa jam. Sayangnya, tidak diketahui data-data apa saja yang telah dicuri dari Bezos.
(Tin/Ysl)