Iming-Iming Bantuan Pandemi Covid-19 Jadi Umpan Scammer

Kalau kamu menerima email bahwa kamu berhak mendapatkan nominal tertentu sebagai bentuk bantuan pandemi Covid-19, jangan buru-buru senang. Bisa saja mereka merupakan scammers.

oleh M Hidayat diperbarui 10 Jun 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi malware, scam, ancaman siber terkait Covid-19
Ilustrasi malware, scam, ancaman siber terkait Covid-19. Kredit: Engin Akyurt from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Di saat negara-negara di dunia menerapkan sejumlah langkah untuk membantu warga dan bisnis yang terdampak Pandemi Covid-19, para scammer (penipu) di dunia maya berupaya keras untuk meraup keuntungan. Sebut saja keringanan pajak, skema dana bantuan atau kompensasi, dan sejenisnya.

Namun, kalau kamu menerima email bahwa kamu berhak mendapatkan nominal tertentu sebagai bentuk bantuan pandemi Covid-19, jangan buru-buru senang. Bisa saja mereka merupakan scammer, yang justru berniat meraup keuntungan dari kamu.

Berikut ini beberapa temuan Kaspersky dengan iming-iming dana bantuan Pandemi Covid-19.

Malware

Banyak spam saat ini memanfaatkan iming-iming dana bantuan pandemi Covid-19 sebagai umpan untuk mendistribusikan malware. Kamu mungkin diminta untuk membuka lampiran atau mengklik tautan di email atau pesan untuk mengklaim dana yang dijanjikan.

Di Brasil, misalnya, scammer menyebut pemerintah setempat telah menghapus pembayaran listrik. Targer diarahkan untuk mendaftar melalui tautan yang dikirimkan. Meskipun tautan tersebut tampaknya mengarah ke situs web pemerintah, alamat pengirim email terlihat tidak resmi.

Jika penerima gagal menemukan keganjilan dan mengklik tautan itu, maka Trojan loader Sneaky akan terpasang pada komputer, dan kemudian mengunduh dan menjalankan Trojan lainnya.

Phising

Ilustrasi scam, penipuan, phising.
Ilustrasi scam, penipuan, phising. Kredit: Mohamed Hassan via Pixabay

Kata sandi dan data lain terkadang mudah diungkap oleh pengguna tanpa bantuan malware. Misalnya, email mengatasnamakan "pemerintah" menawarkan kompensasi kepada mereka yang berusia 70 tahun ke atas. Kelompok sosial ini cenderung lebih rentan terhadap penipuan daripada kaum muda karena banyak yang tidak berpengalaman dalam teknologi modern.

Selain itu, Covid-19 menimbulkan risiko kesehatan lebih besar bagi mereka, sehingga di banyak negara mereka menerima subsidi lebih banyak daripada kelompok umur lainnya.

Dalam skenario ini, target diminta mengisi formulir dengan mengklik tautan dan tentu saja, bisa ditebak bahwa formulir itu merupakan cara scammers untuk mendapatkan detail informasi si target. Bahkan, kecurigaan semakin tinggi sebab ternyata formulir disediakan dalam bahasa Inggris, tetapi tombol untuk mengirim formulir itu dalam bahasa Rusia.

Kompensasi dari Organisasi Internasional dan Tiongkok

Kamu mungkin juga menerima tawaran bantuan dari organisasi internasional dan bahkan negara lain. Mereka tampak royal.

Misalnya, seseorang yang memakai nama Kristalina Georgieva dari International Monetary Fund (IMF) membagikan uang hampir satu juta euro. Program ini diklaim sebagai inisiatif bersama dengan pemerintah Tiongkok.

Pengguna harus menghubungi pihak terkait menggunakan alamat Gmail yang tercantum di email scam ini. Mereka yang merespons kemungkinan akan diminta untuk membayar semacam biaya pemrosesan sebab tanpa dana itu, transfer disebut tidak dapat dilanjutkan.

Emal lainnya mengatasnamakan World Health Organization (WHO), yang melampirkan dokumen berisi semua detail yang diperlukan untuk menerima kompensasi. Dokumen itu terlihat cukup resmi, dengan cap, tanda tangan, dan lambang WHO, meskipun penulis jelas-jelas melebihkan tanda seru pada bagian header. Scammer menjanjikan korban uang sebesar USD 150 ribu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya