Jumlah Serangan DDoS di Paruh Kedua 2021 Turun 38,8 Persen

Kaspersky mengungkap, jumlah serangan DDoS turun 38,8 persen pada paruh kedua 2021.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Agu 2021, 13:30 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2021, 13:30 WIB
hacker_ddos_130111.jpg
Ilustrasi: Serangan DDoS

Liputan6.com, Jakarta - Kaspersky mengungkap, pada paruh kedua 2021, jumlah total serangan DDoS mengalami penurunan 38,8 persen dibandingkan pada kuartal kedua 2020. Selain itu serangan DDoS juga turun 6,5 persen dibandingkan kuartal sebelumnya di 2021.

Scammers sendiri mencari berbagai upaya untuk memperkuat serangan DDoS mereka, salah satunya melalui Session Traversal Utilities for NAT (STUN) yang kini mengalami peningkatan.

Serangan lain yang juga banyak digunakan adalah ekspoitasi kerentanan TsuNAME untuk menyerang DNS.

Serangan inilah yang menyebabkan gangguan dalam kinerja Xbox Live, Microsoft Teams, OneDrive, dan layanan Microsoft Cloud lainnya. Penyedia layanan internet pun menjadi korban serangan DDoS.

Menurut data Kaspersky, rata-rata jumlah serangan DDoS berfluktuasi antara 500-800 per hari. Pada hari paling tenang, hanya 60 serangan yang tercatat, sementara di hari paling intens ada 1.164 serangan.

Kaspersky juga menyebut, Tiongkok menjadi pemimpin dalam jumlah perangkat yang melakukan serangan brute force SSH. Pada saat yang sama, Tiongkok mengalami penurunan dalam total serangan DDoS (10,2 persen).

Amerika terbanyak terkena DDoS (36 persen) untuk dua kuartal berturut-turut. Sementara, Polandia dan Brasil menjadi negara baru yang memasuki lima besar dengan persentase 6,3 persen dan 4,3 persen. Kelima adalah Kanada (5,2 persen).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Asal Serangan

DDos
DDos

Kaspersky juga menganalisis negara mana yang memiliki bot dan server berbahaya untuk menyerang perangkat IoT, guna memperluas botnet.

Hasil penelitian memperlihatkan, mayoritas perrangkat yang meluncurkan serangan ada di Tiongkok (31,8 persen), disusul Amerika Serikat (12,5 persen), dan Jerman (5,9 persen).

Business Development Manager di Kaspersky DDoS Protection Team Alexey Kiselev mengatakan, kuartal kedua 2021 menunjukkan situasi lebih tenang.

"Ada sedikit penurunan dalam jumlah total serangan dibanding kuartal sebelumnya. Kami mengasosiasikan angka ini dengan awal liburan dan liburan," kata Kiselev.

Menurutnya, pada kuartal ketiga 2020, tidak terlihat ada kenaikan atau penurunan tajam pada serangan DDoS.

"Lanskap serangan ini akan terus bergantung pada tingkat cryptocurrency yang tetap mengalami peningkatan secara konsisten, mungkin untuk waktu yang lama," katanya.

Tips Agar Terlindungi dari Serangan DDoS

Ransomware
Indonesia Kena Serangan Siber, Pakar: Jangan Sepelekan Keamanan. (Doc: PCMag)

Berikut sejumlah tips agar terlindungi dari serangan DDoS:

- Pertahankan operasi sumber daya web dengan menunjuk spesialis atau tenaga ahli yang paham cara merespons serangan DDoS

- Validasi perjanjian pihak ketiga dan informasi kontak, termasuk yang dibuat dengan penyedia layanan internet. Hal ini membantu tim mengakses perjanjian dengan cepat ketika terjadi serangan.

- Terapkan solusi profesional untuk melindungi organisasi dari serangan DDoS.

- Pahami traffik, hal ini merupakan pilihan terbaik untuk menggunakan alat pemantauan jaringan dan aplikasi untuk mengidentifikasi trend dan kecenderungan lalu lintas.

Dengan memahami pola dan karakteristik lalu lintas perusahaan, Anda dapat menetapkan respon dasar untuk lebih mudah mengidentifikasi aktivitas tidak biasa yang mungkin merupakan tanda dari serangan DDoS.

- Menyiapkan postur defensif yang siap dilakukan.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya