Pandemi Dorong Pertumbuhan Bisnis E-Commerce di Asia Tenggara

Dalam beberapa tahun belakangan, CEO Lazada Group dan Lazada Indonesia, Chun Li mengatakan pertumbuhan pesat dari bisnis e-commerce di Asia Tenggara.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 04 Sep 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi belanja online
Ilustrasi belanja online (Foto: Lazada Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Lazada baru saja menggelar event Brands Future Forum yang kedua. Event tahun ini bertepatan dengan ulang tahun ketiga dari layanan LazMall miliki Lazada.

Dalam event tersebut, CEO Lazada Group dan Lazada Indonesia, Chun Li, menyorot soal industri e-commerce yang merupakan kunci masa depan. Ia menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir saja, jumlah pengguna e-Commerce terus bertambah di Asia Tenggara.

"Empat puluh juta pengguna baru internet memasuki ranah online pada 2020 di Asia Tenggara saja. Artinya, 70 persen penduduk wilayah ini sekarang sudah menggunakan internet," tutur Chun Li dalam gelaran Brands Future Forum yang diadakan secara virtual.

Ia mengatakan, Lazada kini sudah memiliki lebih dari 110 juta pelanggan aktif tahunan. Traffic yang hadir di layanannya pun meningkat secara konsisten, dengan lebih dari 150 juta pengguna rata-rata bulanan.

Pertumbuhan ini dipercepat pula dengan adanya pandemi. Chun Li menuturkan, sejumlah brand besar kini telah beradaptasi dan bermigrasi ke platform online, seperti Marks and Spencer di Singapura dan Siam Center di Thailand.

"Kami tidak pernah menduga hal ini 18 bulan lalu," ujarnya melanjutkan. Kondisi ini pun diperkirakan akan terus meningkat, setidaknya berdasarkan studi pertama Lazada tentang sentimen bisnis brand dan penjual yang bertajuk Digital Commerce Confidence Index.

Berdasarkan studi itu, Chun Li menuturkan, Lazada menemukan 70 persen penjual online di Asia Tenggara yakin akan prospek dan pertumbuhan bisnis mereka. Bahkan, 75 persen di antaranya berharap bisnis mereka bisa meningkat lebih dari 10 persen pada kuartal berikutnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Cara Lazada Bantu Brand

Lazada melakukan rebranding pada layanan logistik mereka menjadi Lazada Logistics (Dok. Lazada)
Lazada melakukan rebranding pada layanan logistik mereka menjadi Lazada Logistics (Dok. Lazada)

Dalam kesempatan itu, Chun Li juga membahas mengenai cara Lazada menjadi mitra platform pilihan bagi para brand. Ia mengatakan, perusahaan memiliki sejumlah langkah yang berfokus pada tiga area untuk membantu brand tumbuh.

Pertama, ia mengatakan, Lazada dapat membantu brand mengelola dan menyesuaikan pola hidup pelanggan mereka. Jadi, Lazada dapat mengoptimalkan traffic ke toko online brand, sekaligus menciptakan hubungan online-offline yang kuat.

"Kedua, kami memungkinkan brand mengelola dan mengembangkan saluran e-commerce di Lazada. Dan saat ini, kami sedang membangun sebuah ekosistem holistik," tutur Chun Li.

Lalu cara ketiga adalah Lazada ingin menciptakan pengalaman pelanggan terbaik. Saat ini, menurut Chun Li, pelanggan mengharapkan layanan yang lebih unggul maupun kemudahan pembelian atau pengiriman akurat, dan hal itu dapat dipenuhi oleh Lazada.

Tidak hanya itu, ia mengatakan Lazada memahami konsumen Asia Tenggara maupun sekitaranya. Karenanya, ia mengatakan perusahaan akan terus menghadirkan solusi baru yang sesuai untuk setiap pasar.

Dukungan Alibaba

Seperti diketahui, Lazada kini menjadi bagian dari Alibaba. Untuk itu, Chun Li mengatakan Lazada juga akan memanfaatkan pengetahuan dari Alibaba mengenai infrastruktur e-commerce, kecerdasan buatan, teknologi, dan pemasaran digital ke wilayah Asia Tenggara.

"Kami juga terus memanfaatkan bisnis dan kemampuan lainnya dalam ekonomi digital Alibaba. Misalnya: Alipay di bidang pembayaran elektronik dan dompet digital, dan Alimama di bidang pemasaran cerdas melalui kecerdasan buatan," tuturnya menjelaskan.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya