Liputan6.com, Jakarta - Rencana perluasan layanan 5G XL Axiata pada 2022 masih terganjal keterbatasan spektrum frekuensi.
Seperti diketahui, perusahaan telekomunikasi ini mendapatkan Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) untuk komersialisasi layanan 5G pada Agustus 2021. Namun, hingga 2022, XL Axiata sebatas menggelar 5G experience di 16 titik yang ada di 12 kota.
Baca Juga
Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan, pada tahun lalu, XL Axiata memang berupaya mendapatkan SKLO karena ingin memulai menggelar dan mengedukasi layanan 5G meski persebarannya belum masif.
Advertisement
"Kami menggelar 5G dengan memanfaatkan spektrum yang ada dengan teknologi Dynamic Spectrum Sharing (DSS) yang disediakan vendor. Kami bisa menggelar 5G di 12 kota di Indonesia di 16 titik 5G experience," kata Gede dalam media update mengenai jaringan XL Axiata, Kamis (24/2/2022).
Namun Gede mengakui, untuk menggelar layanan 5G lebih dari itu, XL Axiata masih terus melakukan asesmen baik dari jumlah handset atau perangkat 5G dan spektrum frekuensi yang dimiliki.
"Kami asesmen berdasarkan jumlah pemakai dan handset yang siap. Kalau handset (yang mendukung jaringan 5G) masih sangat kecil, kami belum akan men-deploy 5G, kami masih akan terus meninjau ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Gede juga mengatakan, pihak XL Axiata akan meminta pemerintah untuk mulai menggulirkan spektrum frekuensi sesuai yang diperlukan operator. Dengan demikian, permintaan 5G dari pelanggan dan penawaran dari operator bisa seimbang.
Meski begitu, XL Axiata tidak berhenti mengggelar layanan 5G. Gede mengungkap, dengan teknologi DSS, pihaknya masih meninjau titik-titik mana saja yang pelanggannya sudah menggunakan handset 5G ready.
Dari peninjauan tim jaringan XL Axiata, diketahui daerah yang banyak dihuni pengguna smartphone 5G adalah di Jakarta, Bandung, dan Denpasar.
Dengan begitu, kemungkinan besar deployment 5G komersil akan dilakukan di ketiga kota di atas, dan diperkirakan akan makin banyak kota lainnya, jika memang jumlah pengguna smartphone 5G-nya sudah banyak.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berhati-hati
Ketika ditanya mengenai kemungkinan komersialisasi layanan 5G, menurutnya, semua itu bergantung pada kesiapan ekosistem, termasuk kesiapan perangkat.
Ia mengakui, penggunaan teknologi Dynamic Spectrum Sharing (DSS) untuk 5G experience memang belum maksimal. Apalagi, XL Axiata baru mengalokasikan 5MHz di frekuensi 1.800MHz untuk menggelar 5G experience di 16 titik.
"Kami bisa menggelar 5G experience dengan itu, tetapi tidak bisa berharap layanan 5G yang diberikan setara dengan kalau menggelar 5G di 50MHz frekuensi 3,5GHz. Meski begitu, untuk edukasi dan percobaan, penggunaan DSS dirasa sudah cukup," tutur Gede.
Lantas, kapan XL Axiata akan memperluas layanan 5G-nya?
"Di beberapa kota kami sudah asesmen, pelanggan sudah banyak yang berganti ponsel 5G, di market vendor sudah menghadirkan smartphone 5G ready seperti iPhone 13 dan Galaxy S22. Kami juga meminta rencana vendor smartphone dan target penjualan di mana saja sehingga kami bisa menentukan titik mana saja yang akan dikomersial," katanya.
Namun, XL Axiata masih tetap akan berhanti-hati dalam menggelar layanan 5G. Pasalnya kondisi saat pelanggan 4G masih haus akan data sehingga fokus perusahaan adalah untuk meningkatkan pengalaman jaringan 4G.
"Kami akan melakukan dengan hati-hati, kalau handset di sana (suatu wilayah) sudah banyak yang memakai 5G, dan kami gelar 5G, trafik 4G nanti akan berpindah ke 5G, bagaimana dengan pelanggan 4G-nya, ini yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati," kata Gede.
Advertisement
Uji Coba Coexistence 5G
Terkait keinginan XL Axiata untuk memiliki spektrum frekuensi baru guna mendukung 5G, perusahaan menyebut belum lama ini pihaknya bekerja sama dengan pemerintah menguji coba coexistence di spektrum frekuensi 3,5GHz.
Coexistence yang dimaksud adalah uji coba menjalankan dua layanan, yakni satelit dan 5G di satu pita frekuensi. Selain di kawasan Mandalika, uji coba coexistence 5G mobile dan satelit juga dilakukan di Telkom University, Bandung.
Untuk di Telkom University Bandung, uji coba dilakukan di frekuensi 3,5GHz dengan melibatkan layanan 5G XL Axiata dan satelit BRI Sat.
"Coexistence dilakukan untuk melihat bagaimana dampak saat spektrum frekuensi 3,5GHz dipakai untuk menggelar layanan satelit dan 5G. Uji coba ini penting dilakukan untuk memastikan kita bisa men-deployment 5G di frekuensi 3,5GHz tanpa menunggu siap secara nasional," kata Gede.
Jika hasil uji coba ini baik, nantinya di daerah atau titik tertentu layanan 5G XL Axiata bisa digulirkan.
(Tin/Isk)