Liputan6.com, Jakarta Setelah invasi Rusia ke Ukraina, ketegangan antara AS dan Rusia kian memanas, sehingga memicu kekhawatiran akan adanya gesekan terkait kemitraan kedua negara di luar angkasa dalam menjaga Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) tetap beroperasi.
Lalu, bagaimana nasib astronaut kedua negara tersebut di ISS? Untuk saat ini, baik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) maupun Rusia mengatakan mereka masih bekerja sama untuk menjaga ISS tetap beroperasi, seperti yang telah mereka lakukan selama gejolak internasional di masa lalu.
Baca Juga
"Tim ISS terus melakukan operasi penelitian dengan aman di orbit rendah Bumi," kata seorang juru bicara NASA, sebagaimana dilansir Independent, Jumat (25/2/2022).
Advertisement
"Operasi ISS yang sedang berlangsung terus berlanjut, termasuk pekerjaan untuk menerbangkan kru ke pos terdepan orbit dan mengembalikan mereka dengan selamat ke Bumi," ucapnya menegaskan.
Mengutip The Verge, Rusia adalah mitra kerja terbesar AS di luar angkasa. NASA dan perusahaan luar angkasa negara Rusia, Roscosmos, bersama-sama mengoperasikan ISS.
ISS merupakan sebuah laboratorium yang mengorbit, di mana telah menjadi tujuan ruang angkasa utama bagi para astronaut dari AS, Rusia, dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Roscosmos dan NASA telah bekerja sama di ISS selama hampir tiga dekade, tetapi kemitraan AS-Rusia berjalan lebih jauh dari itu.
Kedua organisasi antariksa tersebut berkoordinasi di bekas stasiun luar angkasa Mir Rusia, bertukar posisi di Pesawat Ulang-alik NASA dan roket Soyuz Rusia, serta bekerja sama selama era Apollo dalam proyek uji Apollo-Soyuz.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Terus Bekerjasama di Tengah Konflik
Karena kemitraan luar angkasa telah berlangsung lama, ini tentu bukan pertama kalinya Rusia dan AS bentrok di 'lapangan' sambil terus bekerja sama di luar angkasa.
NASA dan Roscosmos terus bekerja sama di ISS selama invasi Krimea pada 2014 dan bahkan setelah Rusia meledakkan satelitnya sendiri, menciptakan puing-puing yang mengancam ISS.
Komunikasi yang konsisten antara kedua organisasi sangat penting untuk keselamatan kru ISS, bahkan ketika ketegangan berkobar.
"Kami telah membuatnya 'terkotak-kotak' begitu lama. Hubungan antara AS dan Rusia di luar angkasa sangat bernilai," kata Todd Harrison, direktur proyek keamanan kedirgantaraan di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Advertisement
Kondisi ISS Saat Ini
Saat ini, ada tujuh orang tinggal di ISS, termasuk empat astronaut NASA dan dua kosmonot Rusia. NASA mengatakan tidak ada yang berubah mengenai jadwal ISS.
"NASA terus bekerja dengan State Space Corporation Roscosmos (Roscosmos) dan mitra internasional kami lainnya di Kanada, Eropa, dan Jepang untuk mempertahankan operasi ISS yang aman dan berkelanjutan," ungkap Josh Finch, juru bicara NASA, mengirim email kepada The Verge.
"NASA dan mitra internasionalnya telah mempertahankan keberadaan manusia yang berkelanjutan dan produktif di ISS selama lebih dari 21 tahun," tutur Finch.
Namun, mungkin ada pilihan bagi NASA untuk menjauhkan diri dari perusahaan luar angkasa Rusia ketika situasi di lapangan kian mengerikan, terutama karena dinamika antar organisasi telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Ini bukan pilihan untuk tidak berhubungan (ISS). Tapi pada dasarnya ada hal lain yang menurut saya bisa ditunda atau dibatalkan," ujar Makena Young, rekanan Proyek Keamanan Aerospace di CSIS.
Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia
Advertisement