Liputan6.com, Jakarta - Trescon menggelar konferensi World Cloud Show 2023, Selasa (7/11/2023) di Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan, Jakarta. Ini merupakan acara global yang mempertemukan para pemimpin cloud, inovator teknologi, dan influencer bisnis untuk menginspirasi wawasan kolaboratif dan membangun ekonomi digital.
World Cloud Show ke-22 ini dirancang untuk mentransformasi ekonomi digital Indonesia dengan menyediakan platform bagi para perusahaan dan lembaga pemerintah untuk bertemu dengan para pemimpin cloud global dan inovator teknologi.
Baca Juga
CEO Trescon Naveen Bharadwaj mengatakan, acara ini akan mendiskusikan tren dan inovasi terbaru yang memperkuat ekosistem inovasi di Indonesia.
Advertisement
“Seiring dengan keinginan Indonesia untuk meningkatkan daya saing industrinya dan menjadi 10 besar kekuatan ekonomi global, negara ini perlu merombak fondasi ekonomi untuk mempercepat transformasi digital,” ujarnya Naveen Bharadwaj.
Lebih lanjut, berdasarkan Indeks Pengembangan E-Government 2020, PBB menempatkan Indonesia pada tahap awal adopsi cloud, dengan peringkat ke-88 dari 193 negara.
Untuk itulah, acara ini menghadirkan berbagai kegiatan, termasuk pidato dari para tokoh, diskusi panel, dan pembicara ekslusif terkait cloud dan teknologi digital lainnya.
Acara ini juga akan memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berjejaring dengan rekan-rekan sejawat dari bidang apapun, berbagi ide, dan belajar dari para pakar industri. World Cloud Show 2023 merupakan pertemuan para CIO, CEO, CTO, kepala riset, praktisi industri, pengambil keputusan TI, dan pakar komputasi cloud, serta para ahli di bidang komputasi cloud yang berasal dari berbagai bidang industri.
Untuk diketahui, World Cloud Show merupakan rangkaian acara global yang berfokus pada bisnis dan diselenggarakan di lokasi-lokasi strategis di seluruh dunia.
Turut Jadi Upaya Mengamankan Ruang Siber
Turut hadir menjadi pembicara, Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Dono Indarto, mengungkapkan, penggunaan teknologi cloud tak terlepas dari ancaman siber. Hal ini pun bisa menjadikan proses bisnis cloud terganggu.
Untuk itu menurut Dono, “Perlu adanya kolaborasi yang aktif antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan komunitas/masyarakat untuk saling bahu membahu melawan kejahatan siber sesuai dengan yang tertuang dalam Strategi Keamanan Siber Nasional.”
Dono mengungkap, beberapa ancaman yang dapat terjadi di antaranya pencurian data, penyebaran malware dan ransomware, DDOS, dan account hijacking. Apabila dilihat sejauh ini, serangan siber ini juga menyasar para penyedia layanan cloud besar seperti Amazon hingga Microsoft.
Melihat ancaman-ancaman tersebut, para penyedia jasa layanan cloud harus dapat mewaspadai dan terus melakukan upaya-upaya perlindungan yang maksimal dalam mengamankan infrastrukturnya.
“Dalam memitigasi terhadap ancaman siber tersebut, pemerintah tentunya sebagai regulator telah berupaya melindungi industri penyedia jasa layanan cloud di Indonesia dan juga pelanggan atau masyarakat yang menggunakan jasa layanan cloud,” ujar Dono.
Guna mewujudkan kolaborasi pemerintah, para pelaku usaha, dan pihak-pihak lainnya, ia berharap adanya World Cloud Show 2023 ini dapat menemukan hasil diskusi konkret untuk menjaga ruang siber Indonesia.
Advertisement