Ketatnya persaingan di industri telekomunikasi mendorong pemerintah untuk mengurangi jumlah pemain. Di jaringan CDMA pemerintah berniat menyediakan hanya satu operator penyedia layanan telekomunikasi.
"Teknologi komunikasi di CDMA sudah mentok dan sumber daya telekomunikasi juga terbatas. Cukup 3 operator GSM dan satu di CDMA," kata Muhammad Budi Setiawan, Dirjen Sumberdaya dan Perangkat Pos dan Informatika yang Liputan6.com temui di acara forum IndoTelko beberapa waktu lalu.
Niat pemerintah untuk menggabungkan operator CDMA jadi satu entitas baru itu ternyata mendapat sambutan baik dari Alexander Rusli, Direktur dan CEO Indosat yang juga memiliki layanan berbasis CDMA, Star One. Ia mengaku bahwa hal ini bisa membuat industri telekomunikasi CDMA bisa kembali bergairah.
"Bagus kalau dibuat satu, hanya saja sistemnya harus dibuat dengan baik agar tak ada yang merasa dirugikan," ungkap pria yang akrab disapa Alex itu sewaktu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Indosat pertengahan Juni lalu.
Sedangkan Esia lebih bersikap netral. Perusahaan yang dikenal sebagai Bakrie Telecom itu mengaku akan mengikuti pertemuan dan diskusi berkenaan keinginan pemerintah tersebut.
"Kami masih perlu banyak tahu apa yang diingini oleh pemerintah dan maksudnya dalam urusan penggabungan operator. Sementara ini kami terbuka untuk berdiskusi dengan operator lain dan pemerintah," ujar Eka Anwar, Chief Marketing Officer Esia.
Namun, lain halnya dengan Smartfren Telecom. Operator CDMA yang terlihat paling getol mengekspansi pasar ini melontarkan nada dingin ketika ditanyai masalah penggabungan operator CDMA.
"Kenapa harus satu? Kenapa nggak dua, tiga atau empat?" imbuh Merza Fachys, Direktur Smartfren yang Liputan6.com temui dalam acara buka bersama di Jakarta, Senin (15/7/2013).
Merza mengungkapkan pula untuk menggabungkan diri, Smartfren harus menemukan 'teman' yang memiliki visi dan misi sama. Memenuhi kebutuhan standar ideal 4G dengan kapasitas minimal 15 MB jadi pandangan dasar yang sama-sana harus dimiliki operator 'teman' Smartfren.
"Kita harus tahu tujuan penggabungannya, kalau sama-sama butuh frekuensi untuk 4G LTE (Long Term Evolution) dan sadar teknologi mendatang yang ada di jaringan CDMA juga tak kalah penting," ujar Merza lagi.
Smartfren pun menginginkan bila harus digabungkan pemerintah harus menemukan komandan yang tepat agar tak kisruh di tengah jalan.
"Harus ada dirigen yang tepat, kalau tidak meskipun digabungkan nantinya malah sibuk menyanyikan lagu masing-masing," kata dia. (den/gal)
Mungkinkah Operator CDMA Digabungkan?
Niat pemerintah untuk menggabungkan operator CDMA jadi satu entitas baru itu ternyata mendapat sambutan berbeda dari operator.
diperbarui 16 Jul 2013, 12:12 WIBDiterbitkan 16 Jul 2013, 12:12 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pramono: Saya Harap Pilkada Jakarta 1 Putaran Agar Tidak Terjadi Ketegangan
Cegah Diabetes pada Anak, IDAI Sarankan Pemerintah Atur Takaran Gula dan Cantumkan pada kemasan Makanan
Waskita Beton Kantongi NKB Rp 13,78 Miliar dari Bisnis Sewa Alat
Pendidikan Tinggi tapi Belum Dapat Pekerjaan? Ini Nasihat Buya Yahya dan Amalan Doa Cepat Kerja
Keruntuhan Harga Emas Tertahan Permintaan Safe Haven
Daftar Pemain dan Link Nonton Film Komedi Sonic The Hedgehog (2020), Tayang Eksklusif di Vidio
TPS Lokasi Mencoblos Hampir Semua Paslon Pilwali Kota Malang Ada di Lowokwaru
Apa Itu Recharge Adalah: Panduan Lengkap Pengisian Ulang Energi
TNI-Polri Siagakan Jutaan Personel Bantu Amankan Pilkada Serentak 2024
Pencoblosan Pilkada 2024, Banten Diprediksi Bakal Diguyur Hujan
Anthony Ginting Bidik Gelar Ketiga di Indonesia Masters 2025
Taipan Properti Vietnam yang Dihukum Mati Karena Korupsi Rp429 Triliun Minta Keringanan Hukuman