Sekretaris Umum Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) Hari Nugraha mengatakan, industri infrastruktur di Indonesia masih belum mempraktekan optimalisasi teknologi dalam sistem kerjanya. Atas dasar itulah, IAPPI beserta Tekla, perusahaan digital infrastruktur asal Finlandia mengadakan pelatihan ekosistem kerja berbasis digital.
Program ini ditujukan kepada para precaster (arsitek) dan ahli konstruksi di Indonesia. Para peserta akan dibekali pengetahuan tentang penerapan software BIM (Building Information System) yang dikembangkan oleh Tekla. BIM sendiri merupakan program komputasi yang dapat mengakomodasi berbagai solusi struktur bangunan serta desain konstruksi.
"Hingga saat ini para ahli struktur bangunan dan lanskap di Indonesia masih mengandalkan cara-cara manual dalam pekerjaannya. Proses menggambar konstruksi, perkiraan spesifikasi, hingga proses suplai kebutuhan masih dilakukan secara manual. Dengan BIM, semua itu bisa dilakukan secara komputasi sehingga menghemat waktu, biaya, dan hasil kerja presisi," jelas Hari di acara penandatanganan MoU Tekla dengan IAPPI, di Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Sebagai informasi, pada awal Juli 2013 anggota IAPPI dan para ahli dari Tekla telah melakukan pelatihan BIM kepada sejumlah arsitek dan kontraktor di Indonesia untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan sekaligus mempersiapkan mereka untuk menjadi trainer. Nantinya kerjasama program pelatihan ini akan akan berlangsung selama tiga tahun ke depan dan dapat diikuti tanpa pungutan biaya.
Selain itu, program pelatihan ini juga didukung penuh oleh Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Pihak Kementrian PU yang diwakili oleh Direktur Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi Badan Pembinaan Konstruksi Mohamad Natsir, berharap untuk ke depannya seluruh pelaku industri infrastruktur di Indonesia menerapkan dukungan teknologi.
"Patut diakui, kita belum punya standarisasi yang jelas di bidang infrastruktur. Banyak proses pembangunan gedung, jalan, dan lansekap kota yang dilakukan secara manual sehingga hasilnya tidak optimal. Untuk ke depannya mudah-mudahan sistem kerja seperti BIM ini bisa menjadi standar industri infrastruktur," kata Natsir. (dhi/dew)
Industri Infrastruktur Indonesia Belum Optimalkan Teknologi
"Hingga saat ini para ahli struktur bangunan dan lanskap di Indonesia masih mengandalkan cara-cara manual dalam pekerjaannya".
Diperbarui 21 Agu 2013, 14:55 WIBDiterbitkan 21 Agu 2013, 14:55 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Link Live Streaming Liga Champions di Moji dan Vidio: Barcelona vs Benfica, Inter Milan vs Feyenoord, Leverkusen vs Bayern
5 Pemain Manchester United yang Kinerjanya Dicap Tak Sebanding dengan Harga
Duduk Perkara Korupsi Bank BJB, Ridwan Kamil Saksi Kunci?
Ramadan di Masjid Sejuta Pemuda Sukabumi, Kajian Edukasi Palestina Menggugah Kesadaran dan Aksi Nyata
Upaya KORPRI Dongkrak Kesejahteraan Pensiunan ASN
Hubungan Asam Urat dan Diabetes, Risiko Tersembunyi yang Perlu Diketahui
Menaker Tak Masalah Pengemudi Ojol Punya 2 Akun, Tetap Dapat BHR Sesuai Kinerja
Komisi I DPR Sebut Revisi UU TNI Tak Akan Ngebut: Takut Kecelakaan
Hasil All England 2025: Leo/Bagas Singkirkan Pasangan Chinese Taipei
Apakah Jeroan Penyebab Asam Urat? Kandungan Nutrisi dan Efek Samping Kesehatannya
Jangan Salah, Ini Besaran dan Kategori Pekerja yang Dapat THR Lebaran 2025
Jadwal Sholat Pemalang Maret 2025: Panduan Lengkap dan Akurat Kemenag RI