Liputan6.com, Jakarta Orang kaya di negara berkembang seperti China dan Rusia kini tengah menjadi bidikan negara-negara besar di Eropa dan Amerika. Negara-negara maju ini rela membuka pintu lebar-lebar bagi para hartawan baru ini untuk menjadi warga negaranya.
Namun kebaikan negara maju ini bukannya tanpa pamrih. Para peminat kewarganegaraan Eropa harus merogoh dana besar untuk lolos seleksi. Cara inilah yang tengah dipraktikan pemerintahan Inggris.
Mengutip laman CNBC, Minggu (2/3/2014), dinas imigrasi Inggris tengah merancang proposal lelang visa untuk warga negara kaya dari negara lain. Untuk bisa lolos lelang, para pelamar paling tidak harus memiliki uang minimal US$ 4 juta setara Rp 46,43 miliar.
Proposal yang dibuat Inggris ini kemungkinan menjadi yang pertama di dunia. Komite Penasihat Migrasi Inggris berkilah dana hasil lelang ini bisa digunakan untuk program pendampingan sekolah maupun penelitian kesehatan.
Sayangnya, ide ini langsung mendapatkan kritikan dari pihak-pihak yang skeptis. Para pengkritis menilai program penerimaan warga negara baru ini hanya akan menciptakan eBay Immigration bagi kalangan berharta di dunia.
Pemerintah dikhawatirkan dengan mudah menjual visa pada penawar tertinggi dan melupakan dampaknya dalam jangka panjang.
"Program ini memberikan pesan yang tak bagus pada publik," kata pengacara imigrasi Inggris, Sophie Barrett-Brown.
Selama ini kalangan masyarakat atas di China dan Rusia memang tengah mencoba mencari kewarganegaraan baru di negara lain. Tujuannya, para orang kaya ini ingin memberikan keamanan bagi anggota keluarganya.
Namun tujuan paling utama adalah mencoba mengamankan kekayaan yang telah ditumpuknya.
Di Australia, sekitar 91% dari 545 lamaran program visa berasal dari warga China daratan. Untuk mengikuti program ini, calon pelamar diminta menyediakan dana investasi US$ 5 juta dan catatan bebas kejahatan.
Meski terdengar menarik, sejumlah pemerintahan meragukan efektivitas program ini.
Rayu Orang Kaya China, Inggris Lelang Kewarganegaraan Rp 46 Miliar
Orang kaya China dan Rusia selama ini memang mencari negara baru untuk mengamankan harta kekayaannya.
diperbarui 02 Mar 2014, 19:02 WIBDiterbitkan 02 Mar 2014, 19:02 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cuaca Hari Ini Jumat 8 November 2024: Jakarta Cerah Seharian
Tergerus Mobil Listrik China, Cuan Toyota Turun 26 Persen
3 Resep Dendeng Sosis Batokok yang Viral, Lauk Makan Penghabis Nasi
Angka Stunting di Banyuwangi Terus Turun, Ini Jurus yang Dilakukan
Jatuh Bangun Miliader Todd Graves Bangun Bisnis Ayam Goreng, Kini Omzet Capai Rp 78 Triliun
Bisnis Kripto Milik Standard Chartered Bidik Pendanaan Rp 788,5 Miliar
IHSG Jeblok di Tengah Kemenangan Trump, Begini Kata Bursa
Nikmati Sensasi Jogging Alami dan Segar, Simak Lokasinya Mudah Diakses dari Stasiun Bandung
Perubahan Musim? Ini 5 Strategi Ampuh untuk Rambut Sehat
8 November 1895: Wilhelm Roentgen Menemukan X-Ray
Nabi Muhammad Dituduh Zina, Gempa Laporkan Tiktokers Prof Dr Metatron ke Polda Jatim
Bunga Sempurna Adalah: Pengertian, Ciri, dan Contohnya