Peran JBIC di PLTU Batang Tergantung Jokowi-JK

Gubernur Japan Bank for International Cooperation Hiroshi Watanabe menegaskan, pihaknya tidak membicarakan proyek PLTU Batang dengan Wapres.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 19 Jan 2015, 16:49 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2015, 16:49 WIB
PLTU

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Japan Bank for International Cooperation Hiroshi Watanabe mengatakan tidak membicarakan masalah PLTU Batang saat bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK).

"Hari ini kami tidak bicarakan proyek itu," ungkap Watanabe di kantor Wapres, Senin (19/1/2015).

JBIC diminta tidak membiayai proyek PLTU Batang karena akan memberikan dampak buruk untuk lingkungan Indonesia, karena banyaknya penggunaan batu bara. Watanabe pun menerangkan pihaknya akan menggunakan sumber daya lain yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan listrik.

"Tapi yang jelas kami berupaya untuk mendiversifikasi sumber energi sangat penting. Dalam kasus indonesia, sangat beruntung indonesia punya gas, minyak, batu bara, geothermal dan juga hidro. Bagaimana untuk membuat energi mix," tutur Watanabe.

Terkait kelanjutan JBIC di proyek 2 x 1ribu MW itu, JBIC menunggu pihak pemerintah. "Keputusan ada di pemerintah indonesia, JBIC siap untuk mendukung keputusan itu," tandas Watanabe.

Sebelumnya, anggota Parlemen Jepang, Mizuho Fukushima mantap menolak kehadiran PLTU Batang. Ia beranggapan PLTU yang pengoperasiannya memakai batu bara akan menyisakan limbah yang sangat buruk pengaruhnya bagi lingkungan sekitar Batang.
Karena itu, dia mendesak pemerintah Jepang dan juga beberapa lembaga pemodal lain untuk menghentikan proyek itu. (Silvanus A/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya