Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) ikut terlibat dalam kisruh harga beras yang melambung hingga 30 persen di pasar. Pihaknya menilai ada keterlambatan pasokan beras dan pengoplos beras miskin (raskin).
Ketua KPPU Nawir Messi, menyatakan, saat ini pasokan beras hanya cukup untuk 3,1 bulan sampai 3,2 bulan, sedangkan kebutuhannya mencapai 5,5 bulan hingga 6 bulan.
"Jadi setengahnya tidak masuk ke pasar, karena terlambat. Jadi paling menonjol masalah ketertundaan produksi, tertundanya panen," ujar dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (2/3/2015)
Dijelaskan Messi, pasar akan kembali dibanjiri pasokan beras pada bulan ini mengingat terjadi panen raya sehingga stok beras berlimpah. Itu artinya, lanjutnya, pedagang hanya akan menumpuk stok kurang dari satu pekan.
Sambung dia, pemerintah telah menggelar operasi pasar beras yang mempercepat perbaikan harga beras di pasar. Messi mencatat, terjadi penurunan harga jual beras dari Rp 10.500 menjadi Rp 9.500 per kilogram (kg).
"Itu baru dengan sinyal. Situasi sepertinya sudah mulai recover, saya berharap dalam 3-5 hari ke depan sudah mulai normal kembali. Dengan harapan OP pemerintah lebih efektif dan mempercepat recovery dari pasar," paparnya.
Saat ditanyakan kemungkinan adanya kartel beras, lebih jauh Messi mengaku enggan menyebutkan hal itu. Dia menegaskan, itu merupakan urusan Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan.
Menurut definisinya, kartel itu tindakan bersama-sama mengkoordinasikan jumlah suplai, pembatasan tanpa ada persaingan. Menetapkan harga secara serempak dan membagi wilayah pasar.
"Situasi kartel tidak terjadi, karena tidak ada masalah sih dengan oligopolis karena praktik ini tidak masalah sepanjang mereka klompeten dan tidak melakukan koordinasi pasar. Itu (kartel) yang bilang Mentan dan Mendag," paparnya.
Dia menerangkan, pihaknya hanya mengendus praktik pengoplosan beras miskin (raskin) dan kembali dijual ke pasar. Namun mengoplos raskin dengan beras lain bukan masalah bagi KPPU.
"Yang terjadi pedagang mengoplos. Jika jadi masalah buat Kemendag ya silakan saja, kami nggak ikut-ikutan memberantas itu karena beras adalah komoditas strategis," ujarnya.  (Fik/Gdn)
KPPU Belum Endus Kartel Beras, Tapi Ada Pengoplos Raskin
KPPU hanya mengendus praktik pengoplosan beras miskin (raskin) dan kembali dijual ke pasar.
diperbarui 02 Mar 2015, 22:19 WIBDiterbitkan 02 Mar 2015, 22:19 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ridwan Kamil-Suswono Siapkan Bantuan Program Dana Renovasi Rumah hingga Rp100 Juta di Jakarta
Pramono Soal Proyek Giant Sea Wall: Kami Akan Teruskan
VIDEO: Prabowo dan Trudeau Sepakati Kerja Sama Strategis Indonesia-Kanada
Ridwan Kamil-Suswono Janjikan Keadilan Tata Ruang untuk Bereskan Masalah Jakarta
Kumpulan Video Hoaks Sepekan: Penampakan Burung Garuda hingga Gurita Raksasa di Pasir Panjang
Herve Renard Kembalikan Aura Positif Arab Saudi, Timnas Indonesia Wajib Waspada
Dharma Pongrekun Sebut Bakal Jadikan Adab untuk Buat Pondasi Jakarta Aman, Tetap Singgung soal Pandemi
Banyak Perlintasan Sebidang Tak Dijaga, Ternyata Ada Aturannya
Belum Resmi diluncurkan, Geely Buka Penjualan SUV Off-Road Cowboy
Target PT INTI 2029, Bangun Pemantau Frekuensi Radio di 500 Lokasi
Cinta Ibu Tanpa Batas, Wulan Guritno Rela Lakukan Segalanya Demi Nyawa Anaknya
Pengembang Ini Tawarkan Hunian Seharga Rp 700 Jutaan, Ini Lokasinya