Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5 persen pada 2015. Hal itu kendati lembaga dunia International Monetary Fund (IMF)/Dana Moneter Internasional memangkas proyeksi pertumbuhan dari 5,2 persen menjadi 4,7 persen.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, hal itu lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditunjang belanja modal pemerintah yang banyak direalisasikan pada semester II.
Baca Juga
"Kami BI masih melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester II akan terbantu karena peran government spending investasi dan konsumsi. Kami juga harap pertumbuhan ekonomi kita tidak seperti yang disampaikan 4,7 persen. Kami lihat di kisaran 5. Kami optimistis dan fokus pada kegiatan kami khususnya di pencairan anggaran," kata dia di Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Advertisement
"IMF dalam mereview interim mengatakan bahwa pertumbuhan Indonesia 4,7 persen. Tapi ini adalah penemuan pendahuluan sebelum pertemuan akhir tahun," tambahnya.
Namun begitu, pihaknya mengaku perekonomian dunia sedang dihantui perlambatan dunia. World Bank sendiri juga meramalkan pertumbuhan ekonomi dunia turut melambat.
Perlambatan ekonomi dunia ini, Agus menuturkan berkontribusi pada pelemahan harga komoditas yang juga menjadi andalan Indonesia.
"Kami perhatikan World Bank baru update pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dunia dikatakan turun 0,2 persen dan pertumbuhan eknomi Indonesia dan Turki turun 0,5 persen. Brazil malah turun lebih dari 2 persen. Kami paham setelah kami ikuti pertumbuhan ekonomi dunia semakin memberi tekanan pada harga komoditas. Indonesia yang andalkan komoditas tentu juga pengaruh," tandas dia. (Amd/Ahm)