Liputan6.com, New York - Harga minyak naik pada perdagangan hari Kamis (Jumat pagi WIB) karena melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang lainnya.Â
Pelemahan dolar AS telah membuat minyak yang dibanderol dalam dolar AS menjadi lebih murah dan menarik bagi para pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Baca Juga
Dilansir dari Xinhua, Jumat (19/6/2015), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik US$ 53 sen menjadi US$ 60,45 per barel di New York Mercantile Exchange.
Advertisement
Sementara harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan di pasar internasional, untuk pengiriman Agustus naik US$ 39 sen menjadi US$ 64,26 per barel.
Dolar AS turun karena Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan rencananya untuk tetap menaikkan suku bunga pada tahun ini juga. Namun kenaikan tersebut akan dilakukan secara bertahap sehingga ada kemungkinan kenaikan juga akan dilakukan pada tahun depan.
Para pembuat kebijakan memperkirakan bahwa kenaikan bunga menjadi 0,625 persen pada tahun ini. Sedangkan untuk 2016 nanti, kenaikannya akan menjadi 1,625 persen.
Laporan mingguan Energy Information Administration menunjukkan, pasokan minyak mentah AS pekan lalu turun 2,7 juta barel menjadi 467,9 juta barel.
Produksi minyak mentah AS berkurang 21 ribu barel menjadi 9,589 juta barel per hari minggu itu.
Optimisme data ekonomi AS membantu untuk mendukung pasar. Departemen Tenaga Kerja mengumumkan angka klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman sekitar 267 ribu dalam pekan yang berakhir 13 Juni, penurunan 12 ribu dari minggu sebelumnya dari 279 ribu.
(Ndw/Igw)