Liputan6.com, Jakarta - Pada laporan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2015 mencatatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,7 persen. Level tersebut mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 yang masih berada di angka 5 persen.
Namun, menurut Schroders Global Investment Trends Survey 2015, pelemahan ekonomi Indonesia dan gejolak permasalahan domestik tak terlalu mempengaruhi minat masyarakat Indonesia untuk tetap melakukan investasi.
"Kami yakin tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tak akan meluluhkan niat investor dalam berinvestasi. Namun, dalam berinvestasi para investor harus pandai dan cermat dalam memilih instrumen yang tepat," kata‎ Michael Tjoajadi, CEO Schroders Indonesia dalam keterangannya, Jumat (10/7/2015).
Dijelaskannya, dari hasil survei tersebut, mayoritas investor masih memilih tipe investasi yang jangka panjang.‎ Terbukti sebanyak 64 persen investor Indonesia tetap memilih untuk berinvestasi, namun dengan jangka waktu yang lebih panjang atau 5 tahun hingga 10 tahun. Dengan kata lain, angka tersebut menunjukkan optimisme investor Indonesia untuk tetap berinvestasi.
Temuan dari Schroders Global Investment Trends Survey 2015 juga menunjukkan bahwa 63 persen investor di Indonesia lebih memilih untuk mengalokasikan investasinya di instrumen dengan tingkat risiko rendah dan menengah. Sedangkan 50 persen investor Indonesia berencana untuk berinvestasi berdasarkan kondisi pasar dalam 12 bulan ke depan.
Schroders menugaskan Research Plus Ltd untuk melaksanakan survei yang melibatkan 20.706 investor dari 28 negara di seluruh dunia, termasuk 200 investor Indonesia, yang merencanakan berinvestasi setidaknya 10.000 euro dalam kurun waktu 12 bulan ke depan.
Temuan lain dari Schoders Global Investment Trends Survey 2015 menyebutkan bahwa 50 persen investor di Indonesia berencana untuk mengubah instrumen investasinya sesuai dengan kondisi pasar dalam satu tahun ke depan. (Yas/Gdn)
Perlambatan Ekonomi RI Tak Pengaruhi Minat Investor Domestik
Mayoritas investor Indonesia masih memilih tipe investasi yang jangka panjang atau 5 tahun hingga 10 tahun.
diperbarui 10 Jul 2015, 10:53 WIBDiterbitkan 10 Jul 2015, 10:53 WIB
Dengan mengucap Bismillah perdagangan efek di BEI 2015 saya nyatakan resmi dibuka," kata Jokowi" saat meresmikan sektor perdagangan saham perdana di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jumat (2/1/2014).(Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Makmum Berbuat Salah saat Sholat, Apakah Dosanya Ditanggung Imam? Buya Yahya Menjawab
Sapa Khofifah saat Harlah ke-102 NU, Prabowo: Selamat Terpilih sebagai Gubernur Jatim
Nafsu Donald Trump Kuasai Gaza dan Relokasi Warga Palestina, Kepentingan Bisnis Properti?
Gagal Bajak Aset Berharga Manchester United, Napoli Kena Amuk Antonio Conte
Ritual Aruwa, Tradisi Jelang Ramadan yang Masih Dipegang Masyarakat Gorontalo
Petaka di Gerbang Tol Ciawi
Abu Jenazah Barbie Hsu Telah Tiba di Taiwan, Keluarga: Ia Sudah Pulang ke Rumah dengan Selamat
350 Caption Olahraga Keren Singkat untuk Memotivasi dan Menginspirasi
Prabowo: Siapa yang Bandel dan Ndablek, Saya Tindak
Pelaku Dugaan Penyekapan Guru SMP di Palembang Berperilaku Baik, Disdik Terjunkan Tim Investigasi
Pegawai KPK Gadungan Diringkus
350 Caption Anniversary Tidak Alay untuk Pasangan