Liputan6.com, Pontianak - Koswara namanya. Dia lelaki asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Usianya 39 tahun. Ia merupakan penumpang maskapai Lion Air dengan rute Pontianak – Jakarta. Sudah 4 hari ini ia menjadi penghuni Bandara Supadio Pontianak.
Tidur di bandara beralaskan koran bekas ia sanggupi demi berjuang menaiki burung besi berlogo Singa merah itu. Dinginnya ubin lantai bandara menjadi teman baru beberapa hari ini. Saat ditemui Liputan6.com di Bandara Supadio Pontianak, muka Koswara tampak kusut.
Baca Juga
Matanya sayu, lelah tampak pada wajahnya. Sesekali matanya melihat jadwal keberangkatan pesawat. Namun, ia harus menelan kecewa. Informasi yang terima selalu tidak ada kepastian dari pihak maskapai Lion Air.
Advertisement
"Saya beli tiket Rp 700 ribu. Dari Pontianak tujuan Jakarta. Kabarnya malam berangkat jam 21.30 WIB. Saya 4 hari ini di bandara ini sejak sebelum Idul Adha, pada Rabu 23 September 2015," tutur Koswara, Sabtu (26/9/2015).
Berlama-lama di bandara, ia menyatakan harus merogeh kocek dalam-dalam. "Tiga hari di Bandara sudah habis uang Rp 1,5 juta ," kata Koswara.
Koswara bercerita, sampai akhirnya ia shalat Idul Adha juga di bandara. Padahal, ia mengaku ingin berlebaran di Tasikmalaya bersama istri dan anak tercinta.
"Alasannya kabut asap pekat. Tidak kasih makan apa-apa sama maskapai Lion Air. Tidak jelas infonya. Tidak ada pemberitahuan lebih jelas. Saya tetap menunggu di sini. Tidur di emperan bandara. Mandi di Mushola bandara. Makan dan minum di kantin," kata Koswara.
Lain halnya penumpang maskapai Kalstar tujuan Semarang, Junaidi (65). Ia merupakan warga Kendal, Jawa Tengah. Ia bersama istrinya, Rokana (50) telah menunggu di bandara sejak pagi.
"Pesawatnya kena kabut. Ditunda besok. Mau ke Semarang. Dari jam 5 pagi saya sudah di bandara. Saya naik Kalstar tujuan Semarang dari Pontianak. Seharusnya terbang 11.30 WIB. Informasi positif tidak terbang dari petugas maskapai Kalstar," kata Junaidi."
Pihak maskapai bilang; kalau tidak mau ganti uang, ditunda keberangkatannya. Saya tak mau ganti uang, biar ditunda saja. Besok katanya terbang dengan jam yang sama,” lanjutnya.
Junaidi pasrah dengan pemberitahuan dari maskpai Kalstar. "Ya mau tak mau bagaimana lagi sudah telanjur. Ya masalahnya kabut. Bukan pesawat. Mungkin semua pesawat terhalang kabut asap pekat semua. Saya beli tiket Rp 1,05 juta," kata Junaidi.
Lion Air Kena Dampak Kabut Asap
Sementara itu, Manajer Distrik Pontianak Lion Air Irfan Badra mengeluhkan maskapai Lion Air mengalami kerugian akibat kabut asap. "Rp700 juta hingga miliaran rupiah kerugianya akibat pekatnya kabut asap ini. Termasuk hari ini. Itu sudah servis penumpang. Itu baru satu mingggu. Itu yang terparah. Dari 17 September sampai sekarang," kata Badra.
Badra mengklaim, penumpang memahami kondisi saat ini yang terjadi. “Penumpang paham kondisi saat ini," kata Badra.
Sementara itu, berdasarkan pantaun Liputan6.com, ribuan penumpang terlihat lelah. Mereka memilih tidur di tempat seadanya di bandara tersebut. Penumpang terlihat lalu lalang. Namun ada juga yang sekedar melihat-melihat jadwal penerbangan. (Raden AMP/Ahm)