Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Untungkan Jasa Marga

PT Jasa Marga Tbk ikut konsorsium proyek kereta cepat lantaran proyek itu juga lintasi jalan tol milik perseroan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Okt 2015, 13:31 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 13:31 WIB
20150930-Pengguna Jalan Tol Meningkat di Tengah Perlambatan Ekonomi-Jakarta
Kendaraan roda empat terjebak kemacetan saat melintas di jalan tol Jakarta, Rabu (30/9/2015). Jasa Marga mencatat volume kendaraan yang melewati seluruh ruas jalan tol yang dikelola BUMN Tol ini mengalami peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk mengaku siap menggarap proyek kereta cepat (High Speed Train/HST) Jakarta-Bandung. Emiten berkode JSMR ini merupakan bagian dari konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk megaproyek sekira Rp 70 triliun, selain PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT PN VIII dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Direktur Utama Jasa Marga, Adityawarman mengungkapkan, perseroan sedang menunggu keputusan pemerintah terkait penugasan dan pembentukan korsorsium antara empat perusahaan pelat merah.

"Mudah-mudahan minggu ini keluar penugasan itu. Karena secara internal, Menteri BUMN Bu Rini sudah berdiskusi kepada kami, tapi ini harus mencari resminya karena ini penugasan besar," tegas dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/10/2015).

Ia menilai, keterlibatan Jasa Marga dalam proyek ini adalah memastikan jalur kereta cepat dapat menggunakan lahan di sekitar area jalan tol yang dioperasikan perseroan, yakni tol Jakarta-Cikampek.

"Lahan yang digunakan 60-70 persen. Itu akan melintasi tol kami. Itu tidak perlu investasi lagi, kami akan gabung saja. Tapi harus ada setoran modal, kami belum tahu besarannya karena lihat dulu bergabungnya sama China atau Jepang," jelas Adityawarman.

Dia mengatakan, proyek kereta cepat sangat menguntungkan Jasa Marga. Adityawarman mengaku, trafik kendaraan di jalan tol yang dioperasikan perseroan akan berkurang, namun bisa mengantongi pendapatan dari alternatif lain dengan peningkatan trafik di moda transportasi HST.

"Kalau lewat darat sudah tidak bisa diandalkan, pertumbuhan kendaraan meningkat, jalannya tidak ada. Memang trafik di jalan tol akan berkurang, tapi trafik dari HST bisa meningkat. Makanya kita bergabung di konsorsium," pungkas dia. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya