Pengusaha Mal Curhat Transaksi Turun hingga 20% di 2015

Sepanjang 2015 diperkirakan terjadi penurunan transaksi belanja sebesar 20 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Jan 2016, 21:30 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2016, 21:30 WIB
20151217-Kemendag Wajibkan Peraturan SNI Kepada Pengusaha Ritel
Suasana di pusat perbelanjaan di Tangerang, Banten, (16/12). Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag menyosialisasikan aturan tentang Standar Nasional Indonesia dan label ke para pengusaha ritel. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat yang terjadi sepanjang 2015 berdampak pada penurunan transaksi belanja di pusat perbelanjaan (mal). Pengusaha mal berharap hal tersebut tidak kembali terulang di 2016.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta, Ellen Hidayat mengatakan sepanjang 2015 pihaknya sering mendapatkan keluhan penurunan transaksi dari para pemilik toko di mal. Penurunan terbesar terjadi pada periode September hingga November 2015.

"Memang penurunan itu ada, dari tenant-tenant itu menyampaikan. Dan terjadi pelambatan itu terutama di September-November dan Desember agak lumayan karena ada libur anak sekolah jadi keluarga pergi ke mal," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/1/2016).

Ellen menjelaskan, secara total sepanjang tahun penurunan transaksi tersebut diperkirakan mencapai 20 persen. Penurunan ini tentu mempengaruhi omset dari tenant-tenant yang berjualan di dalam mal.

"Angka jelasnya saya belum tahu tapi kalau saya lihat sepanjang 2015 transaksi turunnya bisa sekitar 20 persen. Ini karena ada gonjang ganjing politik, ada ribut-ribut soal pajak, jadi orang juga berhati-hati untuk mengeluarkan uang untuk hal yang konsumtif. Padahal kita kan perlu juga konsumtif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi lebih banyak orang yang menahan diri," lanjutnya.

Untuk tahun ini, Ellen berharap kondisi ekonomi di dalam negeri bisa lebih baik sehingga mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, dia juga berharap pada tahun ini sektor pariwisata di dalam negeri bisa tumbuh lebih baik sehingga pada ujungnya akan mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri.

"Tahun ini tergantung bagaimana posisi rupiah nanti. Tapi saya juga berharap pariwisata ini harus benar-benar bisa ditingkatkan. Karena contoh yang paling sederhana, adanya aktifitas pariwisata di daerah saja bisa menggerak roda ekonomi masyarakat," kata dia.

Pemerintah juga secara khusus, diharapkan bisa membuat program-program yang mampu menarik minat wisatawan asing. Karena dengan banyaknya kunjungan ke Indonesia, maka diharapkan akan meningkatkan transaksi belanja di dalam negeri.

"Saya berharap wisawatan mancanegara juga lebih banyak datang ke Indonesia. Ini penting karena kalau memang untuk mendorong tingkat konsumsi di dalam negeri agak sulit maka bisa di dorong dari luar. Kalau orang asing datang, setidaknya hotel hidup, usaha makanan hidup, usaha oleh-oleh hidup, belanja-belanja lain juga hidup dan akan ada pergerakan ekonomi," tandasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya