Para Miliarder Dunia Jadi Lebih Miskin di 2015

Kekayaan pendiri Microsoft Corp, Bill Gates yang menjadi orang terkaya di dunia sejak Mei 2013 turun US$ 3 miliar di tahun lalu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Jan 2016, 20:01 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2016, 20:01 WIB
Miliarder
(Foto: Nydailynews)

Liputan6.com, New York - Para miliarder dunia menjadi sedikit lebih miskin pada 2015 lalu. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, 400 orang terkaya dunia kehilangan kekayaannya kurang lebih US$ 19 miliar pada tahun lalu.

Penurunan harga komoditas dan juga tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi China membuat investor di pasar saham di seluruh dunia merasa ketakutan sehingga menarik dananya dari pasar modal. Hal tersebut membuat indeks saham di berbagai belahan dunia mengalami penurunan sehingga berdampak kepada kekayaan para miliarder dunia.

Akibat penurunan kinerja saham tersebut, Bloomberg Billionaires Index mengalami penurunan tahunan pertama sejak debutnya di 2012 lalu. "Setelah 3 tahun yang cukup bagus, bursa saham sedikit terguncang," Jelas miliarder Ken Fisher yang adalah pendiri Fisher Investments yang saat ini mengelola dana lebih dari US$ 65 miliar.

"Kekawatiran akan pasokan minyak yang berlebih, penurunan belanja konsumen di dunia dan juga keadaan China membuat investor sedikit takut," tambahnya.


Miliarder di sektor komunikasi dari Meksiko, Carlos Slim merupakan miliarder dengan penurunan kekayaan terbesar. Menilik data penutupan perdagangan indeks saham di New York, Amerika Serikat (AS), pada 28 Desember 2015 kemarin, America Movil SAB, saham perusahaan milik Carlos turun 25 persen sepanjang 2015.

Posisi orang terkaya di Dunia pada Mei 2013 ini jatuh ke nomor 5 di 2015 lalu.

Miliarder AS Warren Buffett yang merupakan orang terkaya nomor 3 di dunia juga telah kehilangan kekayaannya dengan nilai US$ 11,30 miliar dan membawa Berkshire Hathaway Inc, yang merupakan perusahaan investasinya membukukan kinerja negatif untuk pertama kalinya sejak 2011.

Kekayaan pendiri Microsoft Corp, Bill Gates yang menjadi orang terkaya di dunia sejak Mei 2013 lalu juga turun US$ 3 miliar di tahun lalu.

Berbeda, kinerja yang positif dari peritel fesyen terbesar di dunia Inditex SA, yang dimiliki oleh Amancio Ortega membuat posisi Ortega yang merupakan orang terkaya di Eropa Sejak Juni 2012 melampaui Slim dan Buffett dengan pertambahan kekayaan US$ 12,10 miliar menjadi US$ 73,20 miliar.

Hampir sama dengan Ortega, kekayaan dari miliarder baru asal New Meksiko Jeff Bezos yang merupakan pendiri dari Amazon.com juga meningkat 2 kali lipat menjadi US$ 59 miliar. Bertambahnya harga dari Bezos ini karena investor melihat pertumbuhan positif dari Amazon.com. Pertambahan kekayaan Bezos ini membuat peringkatnya niak 16 posisi menjadi ke nomor 4.

Pergeseran peringkat miliarder dunia tersebut karena pergerakan indeks saham yang berayun dari peningkatan yang cukup tinggi di awal tahun menjadi penurunan yang tajam di beberapa bulan terakhir.

Saling tukar posisi

Saling tukar posisi

Menurut indeks yang dibuat oleh Bloomberg, 400 orang terkaya dunia menguasai dana lebih dari US$ 3,9 triliun. Nilai tersebut melampaui PDB dari setiap negara di dunia ini kecuali AS, China dan Jepang.

Kekayaan para miliarder tersebut berada di puncaknya pada 18 Mei dengan kekayaan mencapai US$ 4,3 triliun, naik US$ 267 miliar jika dibandingkan dengan 1 Januari. Namun pada Agustus, harga para miliarder tersebut turun karena aksi jual di pasar saham dunia. Mereka kehilangan kekayaan US$ 182 miliar hanya dalam 1 pekan saja.

Bezos dan ortega merupakan 2 miliarder yang mampu bertahan. Dana mereka justru bertambah US$ 43 miliar. Kinerja dari kedua miliarder tersebut kontras dengan kinerja keuangan dari Keluarga Walton yang merupakan pemilik Wall-Mart Stores Inc. Lima anggota keluarga Walton kehilangan dana US$ 35 miliar sepanjang 2015 lalu.

Penurunan pasar saham membuat 49 miliarder mengalami penurunan kekayaan pada 2015 ini, termasuk Chief executive Glencore Plc Ivan Glasenberg dan Wang Jing, entrepreneur di sektor telekomunikasi asal China, yang secara pribadi menginvestasikan US$ 500 juta untuk membantu Nikaragua membangun jalur alternatif ke Terusan Panama.

Glasenberg kehilangan dua pertiga dari kekayaannya dan Wang turun sekitar 86 persen tahun ini.

Miliarder Brasil Tersandung Kasus

Miliarder Brasil tersandung kasus

Miliarder dari sektor perbankan asal Brasil Andre Esteves yang merupakan mantan kepala perusahaan investasi terbesar di Amerika Latin mengalami penurunan kekayaan US$ 1,5 miliar di tahun lalu. Esteves diseret ke penjara oleh pihak kepolisian karena pada bulan November kemarin ia diduga mencoba untuk turut campur dalam penyelidikan mengenai kasus korupsi.

Setelah penangkapannya, ia mengundurkan diri sebagai CEO dari Banco BTG Pactual SA’s dan kemudian saham perusahaan tersebut turun hampir setengahnya. Kekayaan Esteves berada di puncakny pada September 2014 dengan nilai US$ 4,9 miliar dan kemudian di akhir tahun kemarin hanya tinggal US$ 1,8 miliar saja.

Pengacaranya mengatakan bahwa penangkapan Esteves dilakukan hanya semata-mata karena ia kayaa. Ia kemudian dibebaskan setelah menjalani kurungan penjara 3 minggu dan pengadukan tertinggi memutuskan untuk mengganjarnya hukuman tahanan rumah saja.

Esteves merupakan contoh terbaru dalam kasus korupsi sejarah Brasil.

Jorge Paulo Lemann, pendiri 3G Capital dan merupakan orang terkaya di Brasil berkebalikan dengan Esteves. Kekayaan dari Lemann naik US$ 2,2 miliar.

Miliarder China

Miliarder China

Para miliarder China memiliki gerakan yang sangat liar pada 2015 kemarin. Di awal tahun, ada 23 miliarder China yang masuk dalam daftar Bloomberg dengan kekayaan bersih gabungan mencapai US$ 205 miliar.

Pada 27 Mei mencapai puncaknya dengan masuknya 31 orang China dalam daftar tersebut dengan kekayaan gabungan US$ 348 Miliar. Namun pada 28 Desember jumlah milairder China yang masuk ke dalam daftar berkurang menjadi hanya 28 orang saja dengan kekayaan gabungan mencapai US$ 256 miliar.

China memang pencetak miliarder baru. Lebih dari 50 miliarder baru dicetak pada semester pertama 2015. Namun karena penurunan pasar saham di China, gelembung tersebut pecah.

Di Agustus 2015 hanya tinggal tersisa 19 miliarder yang masih masuk dalam daftar. (Gdn/Igw)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya