Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Bandung tengah menunggu realisasi pembangunan kereta cepat (High Speed Transit/HST) rute Jakarta-Bandung. Ada permintaan Walikota Bandung Ridwan Kamil kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) dikerjakan perusahaan konsorsium kereta cepat, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Ridwan dalam acara Indonesia Summit 2016 mengharapkan agar koneksi transportasi publik kereta cepat rute Bandung dengan LRT digarap sekaligus oleh KCIC.
"Saya sudah minta ke PakJokowi untuk menyambungkan koneksimoda transportasi di kota Bandung dikerjakan konsorsium (kereta cepat). Karena kalau kereta cepat beres di stasiun, masa turun di sawah, lalu naik ojek. Biar canggih naikLRT dong," ujarnya saat ditemui diJakarta, Kamis (25/2/2016).
Baca Juga
Tujuannya digarap oleh satu perusahaan, kata Ridwan, supaya tidak ada perbedaan dalam mensinkronkan teknologi kereta cepat dengan LRT di Bandung. Saat ini, ia mengaku, pemerintah sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) untuk memuluskan pembangunan dua transportasi publik tersebut.
"Kita akan siapkan Perpres agar yang mengerjakan LRT sama dengan yang menggarap kereta cepat. Siapapun yang dipakai tidak masalah, bagi Walikota seperti saya paling penting mewujudkan transportasi massal," terangnya.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung‎ memberikan dampak sangat besar. Salah satunya mengurangi kemacetan.
"Kereta cepat diperdebatkan di medsos, di mana-mana diperbincangkan. Padahal multiplier effect kereta cepat sangat besar," kata Sofyan.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung begitu penting bagi Indonesia untuk mengurai kemacetan. Sebab pada tahun-tahun mendatang, jumlah kendaraan diperkirakan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia.
"Pada 2030, rata-rata pertumbuhan ekonomi kita akan mencapai 7 persen. Sedangkan pendapatan per kapita mencapai US$ 15 ribu-US$ 20 ribu, sehingga bikin orang bisa punya mobil semua. Bayangkan kalau tidak ada transportasi publik, seperti kereta cepat," dia menjelaskan.
Dia mencontohkan, salah satunya kemacetan di ruas jalan tol Jakarta-Bandung yang kian parah setiap tahunnya. Ini terlihat pada momen libur Natal 2015. Kegagalan mengantisipasi kepadatan jalan dikatakan dapat mengakibatkan kemacetan total.
"Jadi kita perlu berpikir jangka panjang kalau kita mau jadi negara terhormat. Meninggalkan sesuatu yang bisa dibanggakan anak cucu kita untuk bangsa ini. Karena kita punya potensi itu, sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi lainnya," pungkas dia. (Fik/Gdn)