‎Bangun PLTU, ‎PLN Akui Sulit Pakai Komponen Lokal

Proyek infrastruktur di dalam negeri harus memaksimalkan tingkat penggunaan komponen lokal.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Feb 2016, 15:01 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2016, 15:01 WIB
20151027-Direktur Utama PLN Sofyan Basir -Jakarta
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menghadiri upacara peringatan Hari Listrik Nasional ke-70 di Gedung PLN Pusat Jakarta, Selasa (27/10) (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo telah memerintahkan segala hal pembangunan di dalam negeri, baik itu dilakukan swasta atau BUMN untuk memaksimalkan tingkat komponen dalam negeri‎ (TKDN). Dorongan itu juga berlaku dalam pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt.

Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengungkapkan‎ perseroan selalu menjalankan apa yang diperintahkan Presiden Jokowi tersebut, hanya untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) hal itu masih cukup sulit.

"‎Kalau PLTU itu mungkin komponen TKDN-nya masih 20 persen," kata Sofyan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/2/2016).

 



Dijelaskannya, masih sedikit penggunakan komponen dalam negeri tersebut dikarenakan industri di Indonesia masih belum banyak dan belum mampu memproduksi komponen yang dibutuhkan dalam pembangunan PLTU.

China, Jepang dan negara-negara Eropa masih mendominasi sebagai pemasok mesin dan komponen dalam PLTU.

Meski begitu, Sofyan mengungkapkan penggunaan TKDN akan dimaksimalkan dalam pembangunan pembangkit listrik lainnya, seperti PLTA, PLTG dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).

"Kalau bicara PLTA itu kita bicaranya besar sekali komponen TKDN-nya, lalu yang besar lagi itu berkisar hampir 60 persen, lalu PLTMH itu bisa 60 persen TKDN, karena memang lebih banyak kepada infrastruktur dalam bangun sungai, bendungan, transmisi TKDN-nya hampir 90 persen untuk 46 ribu kilometer," papar Sofyan. (Yas/Ndw)

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya