Kilang Mini Milik Tri Wahana Universal Berhenti Produksi

Akibat terhentinya produksi kilang, Tri Wahana Universal mengalami potensi kerugian hingga mencapai Rp 6 miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Mar 2016, 18:35 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2016, 18:35 WIB
Kilang Minyak
(Foto: presstv.ir)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tri Wahana Universal (TWU), operator kilang mini swasta pertama di Indonesia tidak mendapatkan pasokan minyak mentah sejak 16 Januari 2016. Akibatnya, Tri Wahana Universal berhenti produksi pada 20 Januari 2016.

Direktur Utama Tri Wahana Universal Rudy Tavinos mengungkapkan, akibat terhentinya produksi kilang, Tri Wahana Universal mengalami potensi kerugian atau hilangnya potensi pendapatan (opportunity lost) sekitar US$ 480 ribu atau lebih dari Rp 6 miliar per hari dengan asumsi harga minyak US$ 30 per barel.

"Penghentian pasokan ini disebabkan karena masih menunggu kepastian formula harga dan pasokan minyak," kataRudy, dalam keterangantertulisnya diJakarta, Jumat (11/3/2016).

Selama ini pasokan minyak mentah Tri Wahana Universal berasal dari fasilitas Early Oil Expansion (EOE) dan Early Production Facility (EPF) Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu dengan total 16 ribu barel per hari (bph) dengan formula harga mulut sumur.

Meski demikian, TWU tetap berencana mendukung langkah pemerintah untuk mengembangkan kilang mini di seluruh Indonesia guna meningkatkan ketahanan energi nasional demi masyarakat dan bangsa Indonesia.

“Tri Wahana Universal berkomitmen dalam mendukung regulasi dan amanat yang akan diberikan oleh pemerintah dalam upaya mencapai kedaulatan energi melalui pengembangan kilang minyak mini. Kilang mini Tri Wahana Universal dapat menjadi referensi bagi pemerintah dan pihak-pihak lain dalam membangun kilang-kilang mini yang lebih banyak di Indonesia,” tutur Rudy.

Kilang mini merupakan salah satu solusi dari permasalahan terbatas dan mahalnya pembangunan kilang minyak di Indonesia. Jumlah kilang minyak di Indonesia sampai saat ini masih bisa dihitung dengan jari. Kilang minyak nasional terakhir di Indonesia dibangun 20 tahun yang lalu.

Pembangunan kilang mini di mulut sumur seperti yang dilakukan Tri Wahana Universal di Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi solusi dan terbukti mampu menciptakan efisiensi dalam hal memangkas biaya transportasi minyak mentah dari sumur ke kilang, seperti konsep mine-mouth plant, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah.

Konsep kilang mini yang dibangun dekat ladang minyak ini membeli minyak mentah langsung di mulut sumur, lalu mendistribusikan produk BBM ke daerah sekitar kilang. Hal ini bisa memangkas biaya transportasi minyak mentah ke kilang maupun biaya distribusi BBM ke konsumen.

“Hingga saat ini masih jarang investor yang berminat membangun kilang minyak mengingat besarnya biaya yang dibutuhkan. Investor yang memiliki dana besar pun belum tentu dapat sukses membangun kilang minyak, karena pembangunan dan operasi kilang minyak merupakan investasi yang High Risk,” kata Rudy. (Pew/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya