Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laju inflasi pada Maret 2016 berada di angka 0,19 persen. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Februari lalu yan justru mengalami deflasi sebesar 0,09 persen.
Melihat realisasi angka inflasi tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, inflasi yang relatif terkendali ini merupakan kontribusi dari kebijakan pemerintah yang beberapa kali melakukan penurunan harga BBM. Hal tersebut diyakini akan berdampak positif bagi inflasi tahunan yang ditargetkan berada di bawah 5 persen.
"Itu bagus, karena target kita menekan di bawah 5 persen inflasi tahunannya. Kemungkinan besar disumbang oleh penurunanBBM yang sudah efektif beberapa waktu lalu," ujarnya diJakarta, Jumat (1/4/2016).
Baca Juga
Jika inflasi ini bisa terus dikendalikan oleh pemerintah, lanjut Haryadi, maka akan memberikan dampak yang positif bagi pengendalian harga bahan kebutuhan pokok. Terlebih menjelang hari raya keagamaan seperti Idul Fitri yang biasanya terjadi lonjakan harga barang cukup tinggi. "Dengan adanya penurunan BBM ini akan diikuti oleh penurunan harga barang, yang terkendali pada saat puasa dan Lebaran," kata dia.
Meski demikian, Haryadi menyatakan masih ada permasalahan yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah, yaitu soal distribusi pendapatan masyarakat. Selama ini distribusi pendapatan tersebut hanya terpusat di Pulau Jawa. Hal ini membuat daya beli masyarakat secara nasional menjadi rendah.
"Tapi sekarang yang bermasalah itu distribusi pendapatannya. Karena dengan adanya perlambatan ekonomi dan kenaikan biaya banyak terjadi PHK. Jadi yang menikmati pendapatan itu tidak seluas apa yang kita harapkan. Jadi kualitas distribusi pendapatan ini membuat kemampuan belanja masyarakat kita tidak merata," tandas dia.
Sebelumnya, BPS melaporkan laju inflasi pada Maret 2016 di angka 0,19 persen, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan realisasi indeks harga konsumen pada Februari 2015 lalu yang mengalami deflasi 0,09 persen. Dengan realisasi tersebut maka inflasi tahun kalender mencapai 0,62 persen.
Tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap maret 2015) sebesar 4,45 persen. Komponen inti inflasi mencapai 0,21 persen dan inti tahun ke tahun 3,50 persen.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, realisasi inflasi pada Maret 2016 tergolong cukup terkendali. Dalam 5 tahun terakhir, realisasi inflasi ada yang lebih tinggi namun juga ada yang lebih rendah dari realisasi di 2016 ini. "Pemerintah sudah mulai mengendalikan harga sampai ke kota-kota,"tutur dia, di Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Dia menyebutkan, dari 82 kota, 58 kota alami inflasi dan 24 kota deflasi. Inflasi tertinggi adalah di Bukittinggi sebesar 1,18 persen dan terendah adalah Tangerang, Yogyakarta, Malang dan Singkawang yang ada di angka 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen. (Dny/Gdn)