Liputan6.com, Jakarta - Negara di Asia Timur sedang mempersiapkan diri untuk menerima impor suplai shale gas pertama dari Amerika Serikat (AS).
Sebuah tanker berisi gas cair dari perusahaan gas Cheniere Energy Inc dari Louisiana sedang dipersiapkan untuk diantar ke Asia. Namun pihak perusahaan tersebut tidak menjelaskan lebih lanjut ke negara mana gas tersebut akan diantar.
Melansir laman Bloomberg, Kamis (28/7/2016), Asia Timur merupakan satu tujuan yang paling ditunggu setelah daerah ini ditetapkan sebagai salah satu tujuan untuk gas alam Amerika Serikat. Hampir sebagian besar ekspor gas alam sejak Februari lalu hanya sampai pada negara Amerika latin.
Advertisement
Ekspansi yang dilakukan di Panama Canal membuat jalur baru bagi ekspor gas alam Amerika. Analis dari Bloomberg New Energy Finance mengungkap lebih dari setengah kapasitas ekspor gas alam Amerika dijadwalkan untuk online pada 2020 dan dikontrak oleh pembeli Asia.
Baca Juga
"Panama Canal akan membuka rute transit baru untuk Asia. Hal ini mempermudah pengiriman yang sebelumnya harus melalui Afrika Selatan," ungkap Ted Michael, Analis gas alam dari Genscape Inc.
Perusahaan gas asal Asia Maran Gas Apollonia berhasil mencapai samudera pasifik setelah melewati jalur Panama Canal yang di ekspansi. Pengiriman ini merupakan pengiriman pertama yang sukses melalui jalur tersebut.
Jalur yang lebih pendek dapat menyebabkan permintaan gas alam di Asia semakin bertambah. Laporan dari U.S. Energy Information Administration menyebutkan jumlahnya diperkirakan akan sama dengan jumlah gas alam yang di ekspor dari Gulf Coast Amerika pada 2021.
Selama ini, sebagian besar tanker yang di ekspor dari Amerika Serikat mendarat di beberapa negara Amerika Latin seperti Brazil, Argentina and Chili. Kargo yang mendarat di Asia Timur hanya sampai di negara India. Dubai, Kuwait dan Spanyol juga mendapat pengiriman tersebut.
Berdasarkan laporan US Energy Information Administration kalau 550 kapal tanker LNG melewati terusan Panama dari Gulf Coast pada 2021 seiring memenuhi permitaan di Asia. Adanya ekspansi itu memangkas biaya pengiriman. "Beberapa tahun lalu ada jarak US$ sekarang hanya 50 sen," ujar Michael. (Vna/Ahm)