Ini Penyebab Deflasi di Pekan Ketiga Agustus

Bank Indonesia (BI) mencatat ‎deflasi 0,06 persen pada minggu ke tiga Agustus 2016.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 22 Agu 2016, 14:16 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2016, 14:16 WIB
20151103-Ilustrasi Deflasi-iStockphoto
Ilustrasi Deflasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat ‎deflasi 0,06 persen pada minggu ke tiga Agustus 2016. Penyebabnya, harga sejumlah kebutuhan masyarakat telah turun usai Lebaran.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, pola inflasi rendah memang terjadi setelah Lebaran. Pola ini akan berlanjut selama dua bulan ke depan.

"‎Iya biasanya begitu polanya, setelah kenaikan harga di Lebaran ada koreksi kebawah. Memang sebulan dan dua bulan," kata di Gedung BI Jakarta, Senin (22/8/2016).

Dia menuturkan, biasanya saat Lebaran inflasi akan lebih tinggi dibanding bulan-bulan lainnya. Hal tersebut dipicu oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat seperti kebutuhan pangan.

Namun, Mirza menegaskan inflasi yang terjadi pada Lebaran tahun ini lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"‎Puasa memang selalu inflasi lebih tinggi dari biasa, setelah itu turun harga. Waktu inflasi puasa, inflasi ada, tapi tidak setinggi biasanya 0,66 persen atau 0,69 persen month to month. Setelah itu di bulan Juli, setelah libur Lebaran sudah mulai turun harga. Jadi sampai Agustus nampaknya perkembangannya masih deflasi," jelas dia.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, inflasi Juli 2016 terendah sejak 5 tahun terakhir. Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) sebanyak 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota deflasi.

"Inflasi 0,69 persen di Juli 2016 dibanding 5 tahun terakhir paling rendah. Juli 2012 tercatat inflasi 0,7 persen, lalu 3,29 persen di Juli 2013, sebesar 0,93 persen di Juli 2014, dan 0,93 persen di Juli tahun lalu," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya